Scroll untuk baca artikel
Nasional

Miris! 3 Unit Rumah Seroja Di Oanmane Baru Fondasi, 3 Lainnya Baru Dikasi Tiang

1972
×

Miris! 3 Unit Rumah Seroja Di Oanmane Baru Fondasi, 3 Lainnya Baru Dikasi Tiang

Sebarkan artikel ini

Sakunar — Perjalanan investigasi sakunar.com di Desa Oanmane, Kecamatan Malaka Barat, Sabtu (29/07/2023), menemukan fakta mengejutkan, jauh dari pernyataan Pejabat Pembuat Komitmen, Gabriel Seran yang diberitakan beberapa media online. 

Dalam pernyataannya, Gabriel Seran yang juga mantan Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Malaka ini mengatakan bahwa 24 unit rumah yang belum rampung sedang menuju tahap finishing.

Faktanya, di Desa Oanmane ditemukan 6 rumah yang progress pengerjaannya sangat memprihatinkan. 3 unit rumah baru tahap fondasi tanpa okfol. Sedangkan 3 unit lainnya sedikit lebih maju namun baru sebatas pemasangan tiang baja ringan.

Tiga unit rumah di Desa Oanmane yang baru sebatas fondasi, salah satunya adalah milik penerima manfaat atas nama Maria Iciviana Hoar, warga Dusun Umaloo.

Kondisi rumah milik penerima manfaat atas nama Maria Iciviana Hoar, warga Dusun Umaloo

Ketika wartawan ke lokasi, Iciviana tidak berada di lokasi. Namun, beberapa kerabat Iciviana mengatakan bahwa proses pekerjaan sudah dimulai sejak bulan September 2022. Setelah pembuatan fondasi, para pekerja tidak pernah datang lagi ke lokasi. Sayangnya, warga tidak tahu persis siapa kontraktor yang mengerjakan rumah tersebut.

Baca Juga:  Kapolda NTT Diminta Atensi Kasus Dugaan Korupsi Rumah Bantuan Seroja 57,5 Miliar Di Malaka

Rumah lain yang baru sebatas fondasi adalah milik penerima manfaat atas nama Leonardus Leki, di Dusun Lootiris. Menurut Leonardus, pekerjaan fondasi yang tanpak belum selesai tersebut dikerjakan pada Bulan Juni 2022. Namun, setelah itu tidak ada lagi pekerja yang datang. Pemilik rumah pun tidak tahu persis siapa kontraktor yang bertanggung jawab.

Kondisi rumah milik penerima manfaat atas nama Leonardus Leki, di Dusun Lootiris

Sama dengan 2 unit rumah diatas, rumah bantuan bencana seroja milik penerima manfaat atas nama Herman Klau di Dusun Tiris Marobo. Kepada wartawan, Herman dan isterinya mengaku kesulitan tempat tinggal saat ini. Pasalnya, rumah yang ditempati yang rusak akibat seroja sudah bongkar tapi rumah baru blum jadi.

Kondisi rumah bantuan bencana seroja milik penerima manfaat atas nama Herman Klau di Dusun Tiris Marobo

“Kami harus tinggal numpang dengan anak karena rumah belum jadi sampai sekarang,” ujar Herman.

Baca Juga:  Begini Pengakuan PPK Rumah Bantuan Seroja Soal Laporan Realisasi Rumah Bantuan Seroja 57,5 M Ke BNPB

Sama dengan Iciviana dan Leonardus, Herman dan keluarga tidak tahu persis siapa kontraktor yang bertanggung jawab atas pekerjaan rumah bantuan bencana seroja miliknya.

Rumah milik penerima manfaat atas nama Klara Hoar di Dusun Umaloo, Desa Oanmane pun memprihatinkan. Progress rumah baru tahapan fondasi dan dipasang tiang baja ringan, tetapi belum diokfol.

Rumah milik penerima manfaat atas nama Klara Hoar di Dusun Umaloo

“Mulai kerja bulan Agustus 2022. Kemudian, dua bulan lalu datang pasang tiang dan turunkan sirtu. Coba dong kasi uang saja kami kerja sendiri pasti sudah habis,” jelas penerima manfaat.

Ditanya soal kontraktor, pemilik rumah katakan bahwa tidak tahu persis nama, tetapi bahwa kontraktor tersebut seorang Calon Anggota DPRD berdomisili di Manumuti, Desa Naimana.

Rumah milik Penerima manfaat atas nama Gabriel Teti di Dusun Busabelo pun senasib dengan milik Klara Hoar. Menurut Gabriel, kondisi rumah yang baru fondasi dan tiang baja ringan sejak Bulan September 2022.

Baca Juga:  Anggota DPRD NTT Minta Polda Umumkan Status Kasus Dugaan Korupsi Rumah Bantuan Seroja 57,5M Di Malaka
Rumah milik Penerima manfaat atas nama Gabriel Teti di Dusun Busabelo

Menurut Gabriel, rumah bantuan bencana seroja miliknya dikerjakan kontraktor yang saat ini berdomisili di Manumuti, Desa Naimana.

Tak jauh dari rumah milik Gabriel Teti, tampak rumah milik penerima manfaat atas nama, Yuliana Luruk, masih di Dusun Busabelo. Rumah milik Yuliana pun baru tahapan fondasi namun baru pasang tiang.

Kondisi rumah milik penerima manfaat atas nama, Yuliana Luruk, masih di Dusun Busabelo.

Kami lalu teringat akan pernyataan PPK, Gabriel Seran, bahwa keterlambatan kerja disebabkan, salah satunya, adalah cuaca ekstrim. Melihat rumah milik Yuliana, pernyataan Gabriel ini sulit dipercaya karena tepat di sebelahnya (jarak sekitar 20 meter) terdapat rumah lain yang sudah selesai dikerjakan.

Sama seperti rumah milik Klara dan Gabriel, rumah milik Yuliana pun (pengakuan penerima manfaat) dikerja kan oleh kontraktor seorang caleg yang berdomisili di Naimana.*(JoGer)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *