Antara Joke Abdur SUCI Dan Tragedi Gelora 99 Lewoleba

oleh -1,298 views

Peristiwa tak terpuji terjadi di gelanggang El Tari Memorial Cup 2022 Lembata. Turnamen sepak bola yang digagas untuk merekat Nusa Tenggara Timur ini ternoda oleh ulah sekelompok orang, Jumat pagi, 23 September. Kala laga perempat final antara Perse Ende versus Perseftim Flores Timur sedang berlangsung, tiba-tiba terjadi sesuatu yang memalukan panggung sepak bola NTT. Ada aksi lempar-melempar, merusak properti venue pertandingan.

Semua dipertontonkan secara terbuka. Seolah mau menunjukkan kepada dunia, inilah sepak bola NTT. Sedemikian ‘menjijikkan’-kah sepak bola di NTT? Tentu tidak. Tetapi saya sangat yakin, pembaca tulisan ini tidak akan bereaksi menentang jika saya katakan bahwa apa yang dipertontonkan hari ini sungguh memalukan.

Fakta hari ini kemudian mengingatkan orang pada joke (baca: gurauan) Abdur, komika asal NTT di panggung Stand Up Comedi Indonesia (SUCI) beberapa tahun lalu. Dalam satu sesi stand up-nya, Abdur menyinggung soal sepak bola di NTT, atau tepatnya di kampung halamannya, Lembata. “Di kampung saya, main bola tidak dibatasi waktu 2X45 Menit, tapi berhenti kalau sudah terjadi baku pukul”, begitu kira-kira guyonan Abdur kala itu. Bahkan, lanjut Abdur, kalau ada orang tua yang cari anaknya, sang anak yang sedang main bola akan menjawab: “Sabar Mama, belum baku pukul ini”.

Baca Juga:  Pembagian Group ETMC 2022 Lembata, Juara Bertahan Di Grup A

Kala itu, orang akan beranggapan bahwa apa yang disampaikan Abdur hanya komedi, sesuai kapasitasnya sebagai comika (komedian). Rasa-rasanya, tak mungkinlah suatu permain sepak bola dihentikan, bukan oleh waktu senagaimana lazimnya, tetapi oleh perkelahian.

Tetapi apa yang terjadi hari ini, Jumat 23 September di Gor 99 membuat orang berpikir tentang ‘isi’ di balik guyonan Abdur. Apalagi, kejadian tak layak ditiru tersebut terjadi persis di kampung halaman sang Comica, Lembata. Jangan salahkan siapa-siapa, jika publik dari luar NTT yang menyaksikan tontonan ini kemudian berpikir bahwa apa yang disampaikan Abdur adalah fakta adanya. Kalau demikian, apa kata dunia?

Baca Juga:  Gol Kakak Beradik Ke Gawang Persami Buka Peluang PS Malaka Lolos Ke 16 Besar

Belum lagi, jika fakta yang patut disebut sebagai sebuah tragedi ini disandingkan dengan tujuan luhur ETMC dan harapan masyarakat FLOBAMORATA untuk menciptakan sepak bola bersahabat. Sebuah harapan akan gelanggang ETMC yang bertabur kualitas peradaban.

Jika demikian adanya, maka kiranya tidak berlebihan jika saya ajak kita semua untuk koreksi diri. Mulai dari Asprov PSSI sebagai otoritas tertinggi sepak bola di NTT, Panitia, Perangkat Pertandingan, Aparat Keamanan, Tim Peserta hingga Suporter dan penonton. Wajib ada koreksi diri dan evaluasi menyeluruh.

Untuk ini, seharusnya tidak ada kendala berarti. Mengapa? Peradaban kita sebagai masyarakat tomur seharusnya sudah merupakan modal dasar bagi kita untuk mewujudkan sepak bola bersahabat. Keramahan sebagai ciri khas kita orang timur seharusnya menjadi hal yang harus dipertontonkan di gelanggang ETMC.

Baca Juga:  Formasi Dan Starting Line Up PS Malaka Lawan Persematim Di ETMC 2022

Dan untuk ini pula, apakah tidak sebaiknya Asprov PSSI berpikir untuk memisahkan kompetisi Liga 3 dari ETMC? Saya tidak sedang berpikir untuk mempersoalkan penggabungan kualifikasi Liga 3 dengan ETMC. Tetapi logila sederhana, Liga 3 kental dengan nuansa bisnis sepak bola. Buktinya, sejak 2019, sudah ada club profesional yang ikut terlibat dalam ajang ini. Berbeda dengan perhelatan ETMC sebelum 2019, dimana hanya diikuti oleh utusan Askab. Sementara, ETMC mengusung satu misi yang, hemat kami, bertemtangan dengan bisnis sepak bola. ETMC sejatinya mengusung misi persaudaraan sebagai satu Flobamorata. Saya pikir, kita sepakat bahwasanya bisnis itu soal bagaimana mengejar keuntungan (baca: kemenangan). Sedangkan misi persaudaraan yang diusung ETMC bukan soal menang atau kalah teapi soal ‘Rasa’. Rasa sebagai saudara. So, Quo Vadis ETMC?*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.