Malam beranjak dewasa. Hawanya yang dingin menyapu kulit wajahku yang telanjang. Dingin. Kutarik selimut hingga menutupinya. Kucoba pejamkan mata, tapi bayang-bayang itu
Tak Lari Dikejar, Pagi Menjemput (2)
“Duduk di situ, anjing”, Ferdi membentak kakaknya. Gadis itu hanya tertunduk dan menangis. Lebam di wajahnya jelas menyisahkan rasa sakit. Namun tak
Janji Janji Tinggal Janji
Pagi masih belia ketika kami tiba di gerbang Surga. Sesuai dengan waktu terjungkalnya bus yang kami tumpangi. Kisahnya begini. Pagi itu, bus
Tak Lari Dikejar, Pagi Menjemput (1)
Malam pada puncak heningnya. Tak ada suara, tak ada bunyi. Hanya jarum jam dinding yang berdetak mengukur malam yang mencekam. “Kak, Nina
Tidak Ada Postingan Lagi.
Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.