Di Rabasa Ada Juga Pekerjaan Rumah Seroja Tahap Droping Bahan, Bukan Hanya Di Desa Lain; Kasian Tebes!

oleh -1,016 views

Sakunar — Pekerjaan rumah bantuan seroja yang baru sampai pada tahap droping bahan juga ternyata ditemukan pula di Desa Rabasa, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Sebelumnya, tim wartawan menemukan pekerjaan rumah yang baru tahap droping bahan ini di Desa Naimana, Kecamatan Malaka Barat, serta Desa Sikun dan Desa Motaulun di Kecamatan Malaka Barat.

Rumah bantuan seroja yang pengerjaannya baru tahap droping bahan di Desa Rabasa ditemukan tim wartawan di Dusun Laenkfau. Rumah tersebut adalah milik penerima manfaat atas nama Sisilia Seuk.

Kondisi rumah bantuan seroja milik penerima mangaat atas nama Sisilia Seuk di Dusun Laenkfau, Desa Rabasa

Didatangi tim wartawan pada Sabtu (05/08/2023), Sisilia tidak berada di tempat. Namun dari orangtuanya diketahui, pihak kontraktor baru melakukan pendropingan bahan berupa pasir dan batako.

Mirisnya, pasir yang didroping kontraktor sudah tergerus air hujan lantaran pendropingan sudah dilakukan sejak tahun 2022 silam. Begitu pula batako yang didroping nyaris tidak berbentuk lagi. Kasian Tebes! (bahasa Tetun Malaka, artinya Sungguh miris!).

Siapa kontraktor yang bertanggung jawab atas pekerjaan rumah bantuan milik Sisilia Seuk, dengan kategori rehab sedang ini? Orangtua Sisilia mengaku tidak tahu pasti.

Keluhan penerima manfaat rumah bantuan seroja di Desa Rabasa juga disampaikan penerima manfaat atas nama Paulus Fahik Tetik di Dusun Halimaneek.

Kondisi rumah bantuan seroja milik penerima mangaat atas nama Paulus Fahik Tetik di Dusun Halimaneek, Desa Rabasa

Paulus yang didampingi anaknya ketika didatangi tim wartawan mengaku, awalnya, kontraktor yang diketahui bernama Abidin menyampaikan kepada pemilik rumah bahwa bantuan yang diterima senilai 5 Juta Rupiah. Namun karena tuan rumah terus mendesak, akhirnya Abidin mengaku bahwa nilai bantuan adalah 10 Juta Rupiah.

Baca Juga:  Banjir Benenai Rendam Malaka Barat; Camat Bilang Solusi Cuma Satu, Tapi.......

Kontraktor bernama Abidin tersebut pun akhirnya melakukan pendropingan material pada November 2022. Material yang didroping adalah Batako sebanyak 750 buah, Semen sebanyak 17 sak, Pasir 1,5 ret, Paku sebanyak 2 Kilo Gram.

Jika ditaksir, total bahan yang didroping kontraktor Abidin tidak mencapai 4 Juta Rupiah.

Kontraktor juga mengambil bahan kayu balok milik penerima manfaat untuk dibuatkan kusen pintu dan jendela, namun yang bisa dipakai hanya kusen jendela. Sedangkan kusen pintu tidak bisa dipakai karena ukurannya tidak sesuai.

Pengakuan penerima manfaat, Abidin hanya mendroping bahan, sedangkan pekerjaan dilakukan sendiri oleh penerima manfaat tanpa dibayar. Herannya lagi, ketika bertanya tentang ongkos tukang, Abidin menjawab bahwa tidak ada ongkos tukang. Padahal, ketentuannya jelas, bahwa 20 persen pagu untuk ongkos kerja.

Apa benar pekerjaan rehab milik Petrus ini masuk kategori rehab ringan dengan pagu 10 Juta Rupiah? Ataukah rehab sedang dengan pagu 25 Juta Rupiah? Kontraktor yang disebutkan namanya oleh penerima manfaat belum berhasil dikonfirmasi wartawan.

Pekerjaan rumah bantuan lain di Desa Rabasa yang diduga bermasalah adalah milik penerima manfaat atas nama Wilfridus Marianus Klau, masih di Dusun Halimaneek, dengan kategori rehab ringan.

Kondisi rumah bantuan seroja milik penerima mangaat atas nama Wikfridus Marianus Klau di Dusun Halimaneek, Desa Rabasa

Di rumah ini pun, kontraktor Abidin hanya mendroping bahan berupa Semen sebanyak 20 sak dan pasir sebanyak 2 reit. Nilai bahan yang didroping ditaksir tidak mencapai 2 Juta Rupiah.

Pekerjaan rehab rumah pun dilakukan oleh pemilik rumah, namun ongkos kerja tidak dibayar oleh sang kontraktor.

Baca Juga:  Kontrak Konsultan Pengawas Proyek Rumah Seroja Di Malaka Berakhir Oktober 2022,  Pekerjaan Belum Rampung

Lagi-lagi, kontraktor Abidin belum berhasil dikonfirmasi tim wartawan. Beda dengan rumah milik Petrus, rumah milik Wilfridus dicat pada sisi luar bagian luar.

Selain pekerjaan 3 unit rumah tersebut, tim wartawan menemukan 3 unit lain dengan kategori rehab ringan hingga sedang di Desa Rabasa, yang hendaknya ditelusuri dengan seksama oleh pihak terkait. 3 unit rumah tersebut adalah milik penerima manfaat atas nama Yosep Bria Klau di Dusun Halimaneek, Yosep Fahik di Dusun Tubaslaran, dan Petrus Bria Berek di Dusun Laenkfau.

Kondisi rumah bantuan seroja milik penerima mangaat atas nama Petrus Bria Berek di Dusun Lawnkfau, Desa Rabasa

Selain 6 unit rumah dengan kategori rehab ringan hingga sedang tersebut, ditemukan 10 unit rumah dengan katogori rehab berat, yang mana progress kerjanya belum rampung 100 persen.

10 unit rumah tersebut faktanya belum dipasangi pintu dan jendela. Kontraktor telah mendroping ke masing-masing rumah, daun pintu sebanyak 4 lembar namun belum dipasang. Sedangkan daun jendela belum didroping.

10 unit rumah dengan kategori rehab berat yang belum rampung tersebut, masing-masing milik penerima manfaat atas nama Maria Sisilia Luruk

Dusun Tubaslaran, Anastasia Bano, Hendrikus Klau di Dusun Tubaslaran, Dolorosa Hoar di Dusun Tubas Laran, Benediktus Seran Lekik di Dusun Wemean, Albertus Nahak di Dusun Wemean, Herman Klau Bou di Dusun Laenkfau, Herkulana Bano di Dusun Laen kfau, Agustinus Bere Mali di Dusun Halimaneek, dan Yohanes Nahak Bou di Dusun Halimaneek.

Kondisi salah satu rumah rehab berat yang hampir setahun dibiarkan tanpa pintu dan jendela di Desa Rabasa

Mirisnya, kondisi 10 rumah ini sudah hampir setahun dibiarkan tanpa pintu dan jendel. Penerima mangaat atas nama Dolorosa Hoar di Dusun Tubas Laran, misalnya, mengaku terpaksa menghuni rumah tersebut walau tanpa pintu dan jendela lantaran tidak punya hunian lain.

Baca Juga:  Pendapatan Dana Transfer Daerah Kabupaten Malaka TA 2024 Turun 89,5 M

Sayangnya, umumnya warga penerima manfaat tidak mengetahui pasti siapa kontraktor yang bertanggung jawab atas pekerjaan 10 unit rumah rehab berat tersebut.

Sebelumnya, dalam sesi wawancara saat kunjungan Bupati Malaka di lokasi rumah seroja tahap droping bahan di Desa Motaulun, Rabu (02/08), Bupati Malaka minta Pejabat Pembuat Komitmen dan para kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai perjanjian kontrak.

“Saya tidak mau lihat lagi yang seperti ini,” kata Bupati Malaka dengan nada tinggi sambil menunjuk tumpukan sirtu untuk pengerjaan fondasi rumah milik penerima manfaat Mikhael Seran Tae di Lookmi.

Bupati Malaka juga mengingatkan PPK untuk berbicara apa adanya, jika ada katakan ada, jika tidak katakan tidak, sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang melebar kemana-mana.

Sementara, PPK proyek rumah bantuan seroja di Kabupaten Malaka, Gabriel Seran, ketika dimintai tanggapannya soal pekerjaan yang belum rampung mengaku terus mendorong pihak kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Beberapa kontraktor yang berhasil ditemui wartawan beberapa hari sebelumnya pun berkomitmen untuk menyelesaikan pekerjaan yang masih tertunggak.

Plt Kalak BPD Kabupaten Malaka, Rochus Gonzales Funay Seran, melalui pesan Whatsapp, Jumat (04/08) juga mengaku terus melakukan monitoring ke lokasi agar para kontraktor tetap pada komitmen untuk menyelesaikan pekerjaan.*(JoGer/Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.