Kabar ‘Kelam’ Itu Datang Ketika Maria Bawa Kabar Baik Untuk Elizabet

oleh -2,036 views

Senin, 31 Mei 2021. Umat Katolik Sejagat merayakan sukacita setelah sebulan penuh bergumul dalam doa Rosario bersama Santa Perawan Maria Bunda Allah. Bagi Umat Katolik, Bulan Mei memang diperuntukkan bagi devosi kepada Maria. Tidak terkecuali Umat Katolik di Kabupaten Malaka, Provinsi NTT yang secara hirarki Gereja merupakan bagian dari Keuskupan Atambua. Umat Katolik Malaka, khususnya di Kota Betun dan sekitarnya menutup Bulan Maria secara meriah dan istimewa di Gua Lordes Tubaki Betun.

Meriahnya, karena Misa Penutupan ini dihadiri banyak orang dan dirayakan secara istimewa karena dihadiri Bupati Malaka yang baru sebulan dilantik. Umat yang hadir, yang juga adalah rakyat Malaka, mendapat kesempatan untuk melihat langsung sosok pemimpin barunya.

Dalam kalender Liturgi Gereja Katolik, bacaan Injil pada 31 Mei ini adalah perikope tentang Maria mengunjungi Elizabeth. Kehadiran Maria dalam teks Kitab Suci tersebut dilukiskan membawa suka cita luar biasa. Sampai-sampai, anak dalan kandungan Elizabeth melonjak kegirangan.

Baca Juga:  Malaka Dalam Pusaran Angin Jahat Dan Air Kotor 

Demikian juga, Umat Katolik termasuk yang ada di Kabbupaten Malaka yang hadir dalam Perayaan Ekaristi tersebut merasa gembira. Gembira karena kabar sukacita yang diperoleh dalam perayaan Misa Kudus tersebut. Hakekat Ekaristi itu sendiri adalah sukacita.

Tetapi sekejap, sukacita raib dari hati beberapa orang yang hadir dalam perayaan sukacita tersebut. Dan juga raib dari hati ribuan orang lainnya yang tidak hadir dalam perayaan tersebut. “SK Teda di Malaka dibekukan”. Itu kabar kelam yang merampas sukacita dari hati orang-orang itu.

Baca Juga:  Malaka Dalam Pusaran Angin Jahat Dan Air Kotor 

Kenapa kelam? Ribuan tenaga Teda akan kehilangan pencahariannya. Lalu, siapa bisa menjamin bahwa pelayanan di fasilitas kesehatan dan sekolah akan baik tanpa para tenaga kontrak daerah? Bagaimana? Bagaimana? Bagaimana dengan para tenaga honorer tanpa SK tetapi mendapatkan upah dari BOS dan BOK? Bagaimana pula upah para Teda yang tertunggak selama ini?

Pasti Pemerintah punya pertimbangan dalam kebijakan ini. Tetapi kebijakan ini tentu menyakiti hati banyak orang. Apakah ini sesuai dengan kata-kata sang bijak bahwa untuk mendapatkan sesuatu yang baik itu harus sakit? Bahwa ini adalah reziko dari kebijakan untuk suatu bonum comune (kebaikan bersama)?

Baca Juga:  Malaka Dalam Pusaran Angin Jahat Dan Air Kotor 

Entahlah. Yang pasti banyak hati telah merintih resah karena kabar ‘kelam’ ini. Kenapa kabar itu harus datang ketika umat (yang juga rakyat) sedang merayakan sukacitanya? Banyak hati berdoa sambil berurai airmata. Dan Tuhan akan mengindahkan airmata mereka.*(Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.