Scroll untuk baca artikel
MalakaSeputar NTT

Merespon Keluhan Warga, Pengelola Bendung Benenai Tutup Kembali Pintu Air

1915
×

Merespon Keluhan Warga, Pengelola Bendung Benenai Tutup Kembali Pintu Air

Sebarkan artikel ini

Malaka, Sakunar — Pengelola Bendung Benenai akhirnya merespon baik pemberitaan soal keluhan masyarakat di hilir saluran Benenai di Desa Rabasa dan Rabasa Haerain. Respon baik tersebut ditunjukkan dengan ditutupnya kembali pintu air Bendung Benenai.

Kepastian ditutupnya pintu air Bendung Benenai tersebut disampaikan Sipri Seran, salah satu petugas di Bendung Benenai. Sipri menyampaikan hal itu ketika menghubungi Sakunar melalui sambungan telepon Minggu Pagi (16/01/2022), sekira Pukul 10:00 Wita.

Sipri menjelaskan bahwa dibukanya pintu air Bendung berdasarkan permintaan masyarakat yang membutuhkan. Dan dalam hal ini, pihaknya selalu berkoordinasi dengan petugas pemantau di lapangan.

Karena alasan tersebut, Sipri meminta agar dalam pemberitaan terkait hal tersebut, wartawan harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan pihaknya.

“Kami buka pintu karena permintaan masyarakat yang membutuhkan. Karena itu harusnya berkonsultasi dengan kami dulu sebelum diberitakan. Kami juga ada petugas di lapangan yang selalu koordinasi”, ujar Sipri.

Baca Juga:  Jembatan Benenai Di Malaka Nyaris Putus

Sipri juga mengungkapkan, kemungkinan meluapnya air dari saluran irigasi lantaran debit air terlalu besar.

Walau demikian, Sipri menambahkan, bahwa pihaknya telah diminta oleh kepala balai di Kupang untuk menutup kembali pintu air dan baru akan dibuka setelah pengresmian nanti.

Terkait hal ini, Redaksi Sakunar dan Grup perlu menyampaikan beberapa hal. Pertama, Redaksi menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas respon baik dari Pimpinan Balai dan Pengelola Bendung Benenai. Redaksi memandang respon baik ini sebagai klarifikasi atas pemberitaan sebelumnya.

Kedua, bahwa Redaksi menyajikan fakta apa adanya, hasil dari investigasi di lapangan, yakni di Desa Rabasa dan Rabasa Haerain pada Jumat (15/01/2022). Fakta-fakta dimaksud adalah, pertama, bahwa kapasitas air melebihi daya tampung saluran irigasi sehingga meluber ke badan jalan, halaman rumah serta kebun warga. Kedua, fakta pengakuan warga bahwa saat ini kebun warga sedang ditanami jagung (bukan padi) sehingga warga khawatir akan gagal panen karena terendam air dengan sedimen lumpur kental. Ketiga, fakta bahwa warga sekitar minta agar debit air dikurangi atau pengelola meninggikan bibir saluran agar mampu menahan air.

Baca Juga:  Luberan Irigasi Benenai Ancam Aspal Ruas Jalan Betun - Besikama

Ketiga, terkait fakta-fakta di atas, Redaksi menimbang perlu memberitakan agar menjadi perhatian pemerintah atau pihak terkait lainnya. Sehingga rakyat nyaman menikmati hasil dari pembangunan yang sudah diupayakan dengan pengorbanan yang tidak kecil.

Keempat, Redaksi menimbang perlu menyampaikan usul saran agar pengelola Bendung dan Irigasi Benenai memperhatikan hal ini secara komperhensif. Mungkin rakyat di hulu butuh air, tetapi jangan sampai membuat rakyat di hilir tidak nyaman. Perlu koordinasi yang baik antar petugas pemantau saluran agar tidak terjadi lagi luapan air dari saluran. Karena aspal yang digenangi air terus-menerus akan rusak, halam rumah yang tergenang terus-menerus tidak sehat dan tidak nyaman. Kebun yang terendam terus-menerus gagal panen.

Baca Juga:  Komunitas Tritunggal Mahakudus Berbagi Kasih Dengan Korban Banjir Malaka Di Oanmane

Kelima, bahwa pemberitaan kami bukan penghakiman atau fitnah. Kami hanya sajikan fakta agar dibenahi. Pers Indonesia selalu memandang sebuah tujuan mulia untuk kepentingan rakyat banyak sebagai muara dari setiap karya jurnalistik.*(JoGer)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *