Santo Germanus atau Germain adalah seorang kudus yang dikenal karena kesederhanaan hidupnya dan kepeduliannya kepada para miskin dan gelandangan.
Ia lahir di Autun, Perancis pada tahun 496 dalam sebuah keluarga bangsawan Romawi Kristen yang saleh.
Di usia remaja, ia meninggalkan kota Autun dan pindah ke Avallon untuk melanjutkan studinya dibawah bimbingan seorang imam bernama Scapillion.
Cara hidup Scapillion yang saleh sangat berpengaruh pada diri Germanus. Ia lalu meninggalkan cita-citanya untuk menjadi seorang politisi dan masuk biara agar menjadi seorang imam.
Germanus ditahbiskan menjadi imam oleh santo Agripinnus (Agripinnus dari Autun – pesta 9 juli) pada usia 34 tahun.
Belum lama menjadi imam, Germanus diangkat menjadi Abbas biara Santo Symphorianus, yang terletak tak jauh dari kota kelahirannya. Dalam biara ini ia hidup bagai seorang pertapa dan menjalani hidup asketis dengan sangat keras.
Selain itu ia juga giat membantu orang-orang miskin dan terlantar. Seringkali ia mengundang para pengemis dan gelandangan untuk makan bersamanya di dalam biara. Abbas Germanus begitu murah hati sampai-sampai para biarawannya khawatir kalau ia akan menghabiskan keuangan biara untuk memberi makan sahabat-sahabatnya yaitu para orang miskin dan para gelandangan.
Pada tahun 555, saat abbas Germanus sedang bertemu dengan Raja Childebert di Paris, para biarawannya memberontak dan menolaknya untuk kembali ke biara. Pemberontakkan ini membuat Germanus sedih, namun membuat Raja berbahagia. Kini Raja dapat meminta biarawan kudus yang di kaguminya itu untuk tinggal bersamanya di Paris. Dan ketika Eusebius, uskup Paris, meninggal dunia, Raja segera menunjuknya sebagai Uskup yang baru.
Walau telah menjadi uskup, Germanus tidak merubah kebiasaan hidupnya dan tetap menjalani pola hidup seperti seorang pertapa. Perhatiannya kepada para orang miskin dan para gelandangan juga tidak berubah.
Teladan hidup Germanus, membuat raja Childebert sendiri akhirnya ikut menjadi seorang dermawan. Raja menjadi lebih memperhatikan kehidupan rohani dan senang membantu orang miskin. Raja juga membangun banyak biara dan gereja (salah satunya adalah gereja santo Germanus yang didirikannya sesudah kematian santo Germanus).
Santo Germanus ikut menghadiri dan memberi pengaruh yang besar pada Konsili Paris yang kedua (tahun 557) dan ketiga (tahun 573), serta Konsili Tours yang kedua (tahun 566).
Umat kota Paris sangat mencintai uskupnya. Bagi mereka, uskup Germanus adalah seorang bapa dan juga seorang sahabat. Kesederhanaan dan kepeduliannya pada para gelandangan dan orang-orang miskin membuat mereka menjuluki sebagai “bapa kaum miskin”.
Uskup yang kudus ini tutup usia pada tanggal 28 Mei 576. Ia dikanonisasi oleh Paus Stefanus II pada tahun 754.(*)