Perlahan namun pasti, benih-benih yang disemaikan oleh para misionaris melalui pendidikan di Atapupu (Jenilu) dan Fialaran (Lahurus) menuai hasil yang baik. Banyak Misionaris (Rasul) Awam lahir dari rahim misi Tanah Timor. Para Misionaris Awam ini yang kemudian membawa kabar gembira tentang Yesus Kristus ke seluruh penjuru Tanah Timor.
Sejarah mencatat beberapa nama seperti Yosef Atok, Yohanes Leki, Leo Renu, Stanislaus Berek, Dominikus Antonius Kau Faru, Camilus Arnoldus Bere, Rafael Parera dan Andreas Mali, dan Pius Fahik. Mereka semua memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing dan telah menjalankan itu dengan sangat baik, sampai garis finis.
Yosef Atok, misalnya, menjalankan peran yang sangat vital sebagai penerjemah bagi Pater Kraajvanger, SJ, ketika misionaris itu menjalankan karya misi di tanah Timor, khususnya Vialaran. Dalam hal ini, Yosef Atok, yang juga dikenal sebagai Atok Serani punya peran yang khas sebagai juru bahasa, penghubung antara raja dengan para Imam, penunjuk jalan, serta pengajar adat dan bahasa setempat.
Yohanes Leki adalah seorang juru bahasa yang terlibat dalam karya misi sejak usia belia. Yohanes Leki atau yang dikenal sebagai Guru San ini kelak menjadi ayah dari Gabriel Manek, Imam pertama asal tanah Timor dan Uskup pribumi Indonesia keempat.
Sama seperti Yosef Atok, Yohanes Leki hadir dikala komunikasi antara para Imam Misonaris dengan raja dan umat buntu gegara bahasa. Disatu sisi Raja dan Umat tidak bisa berkomunikasi dengan bahasa lain selain bahasa Tetum, sementara di lain sisi para Imam Misionaris belum menguasai bahasa Tetum. Dalam situasi inilah peran para Misionaris Awam ini sangat dibutuhkan.
Leo Renu adalah seorang Misionaris Awam yang diutus dari Rahim Misi di Fialaran (Lahurus) ke bagian selatan Pulau Timor. Guru Leo Renu diutus ke Kamanasa/ Wehali (sekarang: Kabupaten Malaka).Ia adalah salah satu Guru Agama yang diangkat oleh Prefek Apostolik, Petrus Noyen pada Tahun 1920.
Diceriterakan bahwa Guru Agama Leo Renu mengajar agama/ mewartakan kabar gembira di Kamanasa sampai dengan wafatnya pada 19 September 1957.
Selain mereka yang perannya disebutkan diatas, para Misionaris Awam lain pun punya peran yang khas dan penting, serta sangat dibutuhkan pada masanya. Dan sejarah mencatat semuanya. Lebih dari itu, mereka telah menerima upahnya dari Tuhan, yang Empunya Tuaian.*(bersambung)
*Sumber: Jejak Tapak Sang Guru karya Daniel Tifa & Drs. Nikolaus Tnano, MA.