Sakunar — Kontraktor atau rekanan pekerja proyek rumah bantuan seroja di Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur mengaku baru mulai menangani proyek rumah bantuan seroja pada awal Tahun 2023.
Ceriteranya, setelah kontraktor terdahulu gagal menyelesaikan pekerjaannya, atas permintaan Kalak BPBD waktu itu, yang juga PPK, pekerjaan tersebut diambil alih.
Pengakuan tersebut disampaikan Hengki Simu kepada tim sakunar di Betun, Senin (31/07/2023). Hengki Simu adalah kontraktor 5 unit rumah bantuan seroja yang belum rampung di Desa Motaulun, Kecamatan Malaka Barat.
Kepada wartawan Hengki mengaku, kontraktor terdahulu dari 5 unit rumah bantuan seroja yang belum rampung tersebut adalah Yakobus Ungluis (Cung Keu).
“Itu (5 unit rumah, red) kami over (ambil alih, red) dari Cung Keu (Yakobus Ungluis,red). Kami 3 orang, yaitu saya sendiri, Hengki Rayon dan Hero Rayon. Waktu itu pak Gab minta untuk kita ambil alih,” ujar Hengki Simu kepada tim wartawan.
Menariknya, jelas Hengki, ketika pihaknya mengambil alih pekerjaan 5 unit tersebut, saldo pada rekening penerima manfaat sudah berkurang 5 juta di setiap rekening. Padahal, pekerjaan 5 unit rumah tersebut belum dimulai sama sekali.
“Waktu kami ambil alih, saldo di 5 rekening penerima sudah berkurang masing-masing 5 Juta, jadi sisa 45 Juta di tiap rekening. Padahal waktu kami ambil belum mulai realisasi pekerjaan,” Jelas Hengki.
Pengakuan Hengki, 5 unit rumah yang diambil alih dari Yakobus Ungluis di Desa Motaulun, yang sampai kini belum rampung adalah:
- Rumah penerima manfaat atas nama Mikhael Serab Tae, Dusun Lookmi A. Kondisi rumah baru droping bahan sirtu kali, belum ada fondasi.
- Rumah milik penerima manfaat atas nama Herminus Klau, Dusun Lookmi A. Kondisi rumah tahap rangka tiang dan rangka dinding.
- Rumah milik penerima manfaat atas nama Rosalinda Hoar Bete di Dusun Lookmi B. Kondisi rumah sudah diatap tetapi belum didinding.
- Rumah milik penerima manfaat atas nama Theresia Seuk di Dusun Lookmi B. Kondisi rumah sudah diatap tetapi belum didinding.
- Rumah milik penerima manfaat atas nama Rosina di Dusun Kleik. Kondisi rumah sudah diatap tetapi belum didinding.
Ceritera yang sama disampaikan kontraktor Marto Luan kepada tim sakunar.com di Betun, Senin (31/07/2023). Marto Luan adalah kontraktor yang mengerjakan 5 unit rumah di Desa Oanmane dan 2 unit di Desa Sikun. 7 unit rumah yang dikerjakan Marto pun belum rampung.
Pengakuan Marto Luan, 5 unit rumah yang dikerjakannya di Desa Oanmane diambil alih dari kontraktor terdahulu, Vinsen Loes.
“Yang di Oanmane itu kami ambil alih dari pak Vinsen Loes di akhir Februari 2023. Waktu itu tukang dong sudah mulai kerja tetapi lalu pergi karena mulai banjir-banjir di Oanmane,” jelas Marto.
Sedangkan 2 unit rumah di Desa Sikun itu saya kontraktor pertama, tetapi baru ditunjuk BPBD pada bulan Mei 2023.
Lima unit rumah bantuan bencana seroja di Desa Oanmane, yang diambil alih kontraktor Marto Luan dari Vinsen Loes adalah:
- Rumah milik penerima manfaat atas nama Leonardus Leki, Dusun Lootiris. Kondisi rumah baru tahap fondasi. Kontraktor: belum tahu pasti.
- Rumah milik penerima manfaat atas nama Maria Herman Klau, Dusun Tiris Marobo. Kondisi rumah baru tahap fondasi. Kontraktor: belum tahu pasti.
- Rumah milik penerima manfaat atas nama Klara Hoar di Dusun Umaloo. Kondisi rumah baru tahapan fondasi dan dipasang tiang baja ringan. Kontraktor: Marto Luan.
- Rumah milik penerima manfaat atas nama Gabriel Teti di Dusun Busabelo. Kondisi rumah baru tahapan fondasi dan dipasang tiang baja ringan. Kontraktor: Marto Luan.
- Rumah milik penerima manfaat atas nama Yuliana Luruk di Dusun Busabelo. Kondisi rumah baru tahapan fondasi dan dipasang tiang baja ringan. Kontraktor: Marto Luan.
Dua unit rumah bantuan bencana seroja di Desa Sikun, yang dikerjakan oleh kontraktor Marto Luan adalah:
- Rumah bantuan seroja milik Stefanus Salu, di Dusun Airae A. Kondisi rumah baru tahap gali lubang untuk fondasi.
- Rumah bantuan seroja milik Marselinus Nahak Fahik, di Dusun Airae A. Kondisi rumah baru tahap persiapan cor fondasi.
Hengki Simu dan Marto Luan mengatakan hal yang sama, bahwa kala itu pihaknya mau mengambil alih pekerjaan tersebut karena tidak tahu ada deadline sampai 14 Agustus 2023.
“Kalau waktu itu kita tahu ada batas waktu begini, kami tidak ambil pekerjaan ini,” ujar Marto diiyakan Hengki.
Terkait komitmen untuk menyelesaikan pekerjaan, Marto dan Hengki mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk menyelesaikan pekerjaan yang ada. Namun, untuk selesai sesuai deadline 14 Agustus, Marto dan Hengki pesimis bisa terealisasi.
“Kalau untuk selesaikan pekerjaan, kita siap. Tetapi untuk selesai tanggal 14 Agustus, agak sulit,” ujar keduanya berbarengan.*(JoGer/Tim)