SAKUNAR – Pendamping dan pengurus 18 Unit WC Sanitasi berbasis masyarakat (Sanimas) di Desa Rabasa Haerain, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka-NTT diduga malas tahu – diam dan membisu soal keluhan tukang yang mengeluhkan keterlambatan bahan bangunan.
Sebagian dari para tukang ini mengeluh soal bahan bangunan yang menurut mereka terkendala dalam eksekusi di lapangan. Hal itu tentu menjadi kekhawatiran besar soal deadline waktu yang akan segera berakhir pada bulan November ini.
Belakangan, Keluhan ini berhasil tembus hingga telinga Camat Malaka Barat, Remigius Bria yang pada pointnya menegur Pemerintah Desa Rabasa Haerain yang menurutnya kurang komunikatif dalam hal pengelolaan kegiatan di dalam desa.
Camat Malaka Barat mengatakan hal tersebut tidak dapat dibenarkan oleh aturan manapun. Sementara itu, kaitan dengan pekerjaan 18 unit Sanimas di Haerain, Camat RB Ultimatum keras agar Pekerjaan dimaksud segera diselesaikan, mengingat deadline waktu yang sudah mepet dan musim hujan pun sudah dekat.
Dikhawatirkan, pekerjaan yang menelan anggaran senilai ratusan juta rupiah yang bersumber dari APBN itu akan munasir.
Hingga berita ini diterbitkan, Pendamping dan Pengurus Sanimas di Desa Rabasa Haerain masih diam dan membisu tanpa keterangan apapun.(*).