Scroll untuk baca artikel
Nasional

Diduga Bengkak 2,5 M, Perjalanan Dinas Bank NTT Tahun 2022 Jadi 17,4 M 

706
×

Diduga Bengkak 2,5 M, Perjalanan Dinas Bank NTT Tahun 2022 Jadi 17,4 M 

Sebarkan artikel ini

Hits IDN — Realsasi anggaran perjalanan dinas Bank NTT diduga mengalami pembengkakan hingga Rp 2.567.482.634 atau sekitar 2,5 Milyar Rupiah. Karena itu, total realisasi anggaran Perjalanan Dinas tahun 2022 menjadi 17.427.682.634 atau sekitar 17,4 Milyar Rupiah. 

Padahal, data yang berhasil dihimpun tim media ini mejunjukkan, pagu anggaran perjalanan dinas tahun 2022 di Bank NTT sebesar Rp 14.860.200.000 atau sekitar 14,9 Milyar Rupiah.

Dari total pagu tersebut, dialokasikan untuk perjalanan dinas Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Rp 3.455.100.000; Pejabat & Karyawan Rp 10.290.600.000; dan Pihak Lain Rp 1.114.500.000.

Nyatanya, hingga Desember 2022, Komisaris, Direksi, Kepala Divisi dan karyawan Bank NTT telah menghabiskan anggaran  hingga  Rp 17.427.682.634 (17,4 Milyar Rupiah) atau melampaui pagu anggaran sebesar Rp 2.567.482.634 atau sekitar 2,5 Milyar Rupiah.

Di kalangan Komisaris dan Direksi, anggaran perjalanan dinas terbesar digunakan oleh Direktur Utama (Dirut) Bank NTT, Aleks Riwu Kaho, yakni sebesar Rp 913.545.391. Padahal pagu anggaran perjalanan dinas Dirut hanya sebesar Rp 668.700.000. Dengan demikian, terjadi ‘pembengkakan’ realisasi melampaui pagu dana perjalanan dinas Dirut sebesar 130%.

Baca Juga:  Waduh! Pemda Malaka Diduga Belum Lunasi Pekerjaan Proyek Tahun 2021

Sementara di jajaran Pejabat (Kadiv, red) dan karyawan Bank NTT, Divisi Rencorsec (Perencanaan & Coorporate Secretary) menggunakan dana perjalanan dinas paling besar, yakni mencapai Rp 2.717.690.012 atau  sekitar 2,7 Miliyar Rupiah.

Ada perbedaan yang sangat mencolok jika realisasi belanja perjalanan dinas Divisi Rencorsec tersebut dibandingkan dengan 14 divisi lainnya. Ada 10 divisi yang dana perjalan dinasnya sangat kecil, yakni berkisar antara Rp 100 juta hingga Rp 800 juta. Sedangkan 4 divisi lainnya, yakni Divisi Riset dan Pengembangan,  Umum, Kredit Mikro dan Divisi Dana menghabiskan anggaran perjalanan dinas berkisar antara 1 Miliyar  hingga 1.4 Miliyar Rupiah.

Dirut Bank NTT, Aleks Riwu Kaho yang dikonfirmasi Tim Media ini melalui pesan WA sejak Senin (16/1/24) sekitar Pukul 08.00 WITA, tidak memberikan respon hingga berita ini ditayang walaupun pesan itu telah dibacanya. Aleks malah mengirim berita klarifikasi dari BI tentang Mobile Banking dan STN Banking yang tak berizin pada pada Pukul 17.23 WITA

Baca Juga:  LKPJ Bupati Malaka; Realisasi Operasional Pelayanan Puskesmas Hanya 57 Persen

Sementara Kepala Divisi Rencorsec Bank NTT, Endry Wardono yang dikonfirmasi terkait dana perjalanan dinas tersebut via pesan WhatsApp/WA pada Jumat (13/1/23), tidak memberikan respon. Endry kembali dikonfirmasi pada Sabtu (14)1/23), namun Endry berpura-pura tak tahu. “Klasifikasi (maksudnya klarifikasi, red) apa om?” tulisnya.

Namun setelah  dikonfirmasi ulang, Endry enggan memberikan penjelasan. “Itu bukan ranah beta,” tulisnya.

Bahkan Endry mengatakan bahwa data yang diperoleh media ini hanya sekedar prank. “Pak dapat dari siapa? Prank itu,” elaknya.

Endry terus dikonfirmasi terkait penggunaan dana perjalanan dinas oleh dirinya, namun Ia terus mengelak. “Sorry eee bta ada kerja banyak,” tulis Endry.

Pemegang saham seri B Bank NTT, Amos Corputy (juga mantan Dirut Bank NTT, red) yang dimintai tanggapannya, Sabtu (15/1/23) menilai penggunaan dana perjalanan dinas hingga Rp 17,4 M yang sebagian besar oleh pimpinan Bank NTT tersebut merupakan pemborosan dana hanya untuk foya-foya.

“Bagi saya, penggunaan dana perjalanan dinas sebesar itu, terutama oleh Dirut yang hampir Rp 1 M dan Kadiv Rencorsec merupakan pemborosan dan foya-foya. Kenapa saya bilang foya-foya? Karena mereka tidur bangun di hotel untuk urusan yang sebenarnya tidak perlu,” kritiknya.

Baca Juga:  Soal Kantor Kas Weoe, Dirut Bank NTT Bilang....

Ia mencontohkan, pemborosan dana perjalanan dinas ke Surabaya. “Misalnya mereka bolak-balik Surabaya untuk urus lelang aset debitur macet. Siapa yang mau beli aset yang masih bermasalah karena perikatan kredit yang tidak jelas? Jadi tidak perlu ada rombongan yang bolak-balik Surabaya untuk itu,” ungkapnya.

Perjalanan Dinas ke Kantor Cabang Bank NTT, lanjut Amos, hanya untuk urusan yang sangat penting.

“Rapat dengan Kacab cukup dengan Zoom (online, red). Jadi tidak perlu perjalanan dinas rombongan bolak-balik. Bank NTT kan sedang menuju ke Smart Bank,” tandasnya.

Selain itu, lanjutnya, untuk undangan kegiatan yang ‘tidak jelas’ alias tidak membawa keuntungan untuk bank NTT pun, dihadiri oleh Dirut.

“Dirut hadir dengan membawa 2 orang sekretaris, dua ajudan dan rombongan. Ini kan tidak perlu!  Kalau seperti itu, akan habiskan dan perjalanan dinas sampai ratusan juta rupiah untuk sekali kegiatan kan?” beber Amos.*(tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *