Bupati Malaka, dr. Stefanus Bria Seran, MPH tidak main-main dengan komitmennya untuk mengurus rakyat Kabupaten Malaka dengan sebaik-baiknya. Dalam berbagai kesempatan, Bupati yang akrab dengan sapaan SBS ini tampak berbicara dengan nada keras dan tegas agar jajarannya di pemerintahan memiliki komitmen yang sama.
Seperti yang terjadi pada Selasa 22 April 2025, dalam sambutannya ketika melantik 20 kepala puskesmas dan 2 penjabat kepala desa di Pantai Abudenok, Bupati SBS berbicara dengan nada keras agar para stafnya tidak kikir untuk menyekolahkan pegawai.
Dalam konteks saat itu, Bupati SBS minta agar Kepala Dinas Kesehatan mengurus supaya para kepala puskesmas yang belum sarjana mendapat kesempatan untuk melanjutkan studi ke jenjang Strata 1 (S1).
Permintaan itu pun disampaikan Bupati dalam bahasa yang cukup keras, yang menandakan keseriusannya pada komitmen untuk mengurus rakyat dengan baik. Logika yang disampaikannya, kualitas sumber daya aparatur sipil negara harus ditingkatkan supaya dapat bekerja dengan baik untuk urus rakyat.
Maka hukumnya, tidak boleh kikir untuk menyekolahkan pegawai-pegawai yang butuh disekolahkan. Atau dalam peinsip pengelolaan APBD yang diusung SBS dan HMS, “Untuk rakyat tidak ada kata mahal, Untuk rakyat tidak boleh ada istilah tidak ada uang”.
“Kepala dinas, komunikasikan supaya mereka sekolah. Tidak boleh kikir. Tidak boleh kikir untuk kasi pintar anak-anak Malaka. Supaya besok-besok mereka bisa urus rakyat dengan baik”. Demikian kata-kata yang diucapkan Bupati SBS saat itu.
Kemudian ia melanjutkan, “Itu bukan kamu punya uang. Itu rakyat punya uang. Buat mereka pintar supaya bisa urus rakyat dengan baik”.
Bagi seorang SBS, ini adalah investasi sumber daya manusia (SDM), yang manfaatnya bisa dinikmati hingga ke anak cucu. Maka tidak ada istilah mahal atau tidak ada istilah tidak ada uang.
Suatu ketika, saat menjabat pada periode 2016-2021, Bupati SBS pernah bilang begini, “Kalau ada yang tidak setujui anggaran untuk pengadaan dokter ahli adan alat-alat kesehatan yang memadai, mudah-mudahan dia atau keluarganya sakit dan tidak bisa tertolong karena tidak ada dokter ahli dan alat yang dibutuhkan”.
Kata-kata tersebut memang terdengar keras. Namun dibalik itu terkandung makna yang sangat mendalam, bahwa pemerintah, atau orang-orang yang diberi kewenangan untuk urus rakyat, tidak boleh main-main dalam menjalankan tugasnya untuk urus rakyat dengan baik.
Tidak boleh kikir untuk urus rakyat. Dalam kesempatan lain SBS berkata: “Tidak boleh tunjukkan kemiskinan untuk urus rakyat”.*(redaksi)