Soal PMI Ilegal Yang Marak di NTT, Suster Laurentina Minta Satgas TPPO Jangan Hanya Gertak – Gertak

oleh -1,170 views

Sakunar.com  — Suster Laurentina Atensi dengan sangat serius masalah Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Indonesia khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kali ini, Suster Laurent komentari dengan tajam soal Keberadaan Satuan Tugas (satgas, red) Tindak Pidana Perdagangan Orang dengan meminta agar Keberadaan Satgas TPPO itu untuk tidak “panas tahi ayam”.

Menurutnya, sebagaimana yang dilansir dari POS-KUPANG.COM, Pada Senin (26 Juni 2023) Akhir-akhir ini Satgas TPPO cukup baik. Penangkapan ataupun penahanan terhadap sejumlah orang yang diduga sebagai calon pekerja migran Indonesia (PMI) tanpa dokumen lengkap.

Satgas yang dibentuk pemerintah dengan benteng utama aparat kepolisian itu melakukan penangkapan dimana-mana, termasuk di NTT, sebagai salah satu wilayah yang disebut darurat PMI nonprosedural.

“Sejauh mana, kita kan harus kawal, jangan hanya gertak-gertak begitu saja, hangat-hangat “tahi ayam”lah, tapi konsisten,” kata Suster Laurentia dari JPIC, Kamis 22 Juni 2023 saat menjemput jenazah PMI asal Kabupaten Malaka di kargo Bandara El Tari Kupang.

Baca Juga:  Hujan Lebat Di Malaka, BMKG Dan BRIN Bilang Waspada Banjir Bandang

Suster Laurentina bersama sejumlah relawan maupun petugas BP2MI Kupang, sejak lima tahun belakangan konsisten melakukan pengurusan untuk memulangkan PMI asal NTT dari luar maupun dalam negeri.

Menurut dia, Satgas TPPO sebetulnya sudah terbentuk sejak beberapa tahun lalu namun aktivitasnya ia sendiri juga tidak mengetahui.

Suster Laurentina mengatakan, belakangan Satgas TPPO mulai aktif kembali pasca kasus Romo Paskal di Batam mencuat ke publik.

Sisi lain, masyarakat juga harus ikut berkontribusi dalam hal ini sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo untuk memberantas TPPO hingga ke akarnya. Dia sendiri mengapresiasi pergerakan dari Satgas TPPO yang mulai masif ini.

“Kalau saya sih, seandainya kerja sama dilaksanakan (dengan relawan) monggo, silahkan gitu ya,” sebut dia.

Baca Juga:  PS Malaka, Wakil NTT Menang Di Laga Kedua Putaran Nasional Piala Soeratin U15

Namun, kata dia, proses kerja sama itu harus didasarkan pada aspek keterbukaan tanpa ada target lain yang di ingin dicapai. Apalagi hanya mau mengejar prestasi.

Suster Laurentia berkisah kadangkala ia hanya sendirian melakukan penjemputan jenazah atau PMI NTT yang pulang. Padahal, awal Satgas TPPO terbentuk keramaian itu nampak hampir tiap kali jenazah PMI tiba.

Keadaan berbeda ketika jenazah yang datang disebut ‘biasa-biasa’ saja. Relawan, sebut dia, beberapa kali hanya melaksanakan penjemputan hanya dengan petugas dari BP2MI Kupang.

“Tapi, kalau jenazah itu viral, misalnya kasus terus di viralkan itu banyak sekali yang datang, kadang-kadang juga, suka dukanya mengurus seperti itu,” tambah Suster Laurentina.

Asal tahu, Suster Laurentina merupakan orang yang cukup sabar mengikuti proses ini. Dia bersama sejumlah relawan maupun petugas BP2MI Kupang memulangkan PMI sekalipun dokumen yang kurang lengkap.

Baca Juga:  Diduga Saling Rebutan Tanah Warisan, EH Laporkan YAKB Ke Polsek Malbar

Suster Laurentina juga menjadi pendoa utama bagi tiap jenazah yang tiba di kargo Bandara El Tari. Sosok Suster Laurentia ini juga sering disebut Suster “Kargo”

Sementara itu, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) St. Fransiskus Xaverius Cabang Kupang mendesak Polda NTT harus lebih esktra untuk memberantas mafia perdangan orang (human trafficking).

“Pekerja migran Indonesia (PMI) non-prosedural sedang marak terjadi di Nusa Tenggara Timur. Kasus human trafficking harus ditangani secara serius dan menjadi perhatian khusus oleh Polda NTT,” kata Ketua Presidium PMKRI Cabang Kupang, Marianus K. Humau, belum lama ini.

PMKRI Cabang Kupang, kata dia, pada prinsipnya akan terus mengawal persoalan-persoalan ini (human trafficking) demi tegaknya keadilan di bumi Flobamorata,” tutup Mone Humau.(*).

Sumber : Pos Kupang.Com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.