Kalak Bencana Diganti, Proyek Rumah Seroja Tetap Tinggal Rangka Bertebaran Di Malaka

oleh -1,041 views

Sakunar — Sebulan sudah, Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malaka diganti, pada Rabu (21/06/2023). Gabriel Seran yang sudah sekian tahun menduduki jabatan ini dipindahkan ke jabatan baru sebagai Staf Ahli Bupati Malaka Bidang Hukum.

Ada yang salah? Tentu bukan ranah dan kewenangan kita disini untuk mengatakan bahwa pemindahan Gabriel Seran dari jabatan Kalak BPBD salah atau benar. Lagipula, pemindahan pejabat dari satu jabatan ke jabatan lain dalam suatu lingkup pemerintahan adalah kewenangan seorang kepala daerah.

Walau demikian, yang menjadi catatan kita disini adalah tunggakan pekerjaan rumah (pr) yang ditinggalkan Gabriel Seran, berkaitan dengan jabatannya sebagai Kalak BPBD. PR dimaksud adalah pekerjaan rumah bantuan seroja sebanyak 3.118 unit, yang sejak tahun 2021 hingga saat ini belum rampung dikerjakan. Total anggaran yang dialokasikan untuk pekerjaan rumah bantuan bencana seroja tersebut mencapai 57 Miliyar 525 Juta Rupiah.

Catatan kami, sekitar Bulan Februari 2023, Gabriel Seran sendiri telah mengeluarkan pernyataan bahwa pekerjaan rehab ringan dan berat sudah 100 persen rampung. Sedangkan untuk kategori rehab berat, bakal rampung di April 2023.

Pernyataan Gabriel selaku Kalak BPBD kala itu menuai protes. Lantaran, kala itu, kedapatan di lokasi bahwa masih terdapat klasifikasi rehab ringan dan sedang yang masih tertunggak di Desa Naas, Kecamatan Malaka Barat. Apa yang mau dikatakan disini? Bahwasanya, pernyataan Kalak BPBD kala itu tidak sesuai fakta di lapangan.

Baca Juga:  KOMPAK Indonesia Nilai Polda NTT ‘Panas Tahi Ayam’ Tangani Kasus Rumah Bantuan Seroja 57,5 M Di Malaka 

Kemudian, tentang klasifikasi rehab berat, Gabriel sangat yakin bahwa keseluruhan pekerjaan rehab berat akan kelar di bulan April 2023. Faktanya, hingga Gabriel dilengserkan dari jabatannya sebagai Kalak BPBD pada 21 Juni 2023, bahkan hingga hari ini, Selasa (25/07/2023), kenyataan di lapangan berbicara lain.

Sungguh miris, bahwa masih dengan sangat mudah ditemukan di sepanjang jalan utama yang melintasi Desa Motaulun, Kecamatan Malaka Barat, beberapa unit rumah seroja klasifikasi rehab berat yang tetap tinggal rangka. sementara, beberapa unit yang sudah diatap dan didinding, ternyata dibiarkan tanpa finishing sehingga belum bisa dimanfaatkan.

Kondisi pekerjaan rehab rumah bantuan seroja yang demikian ini lantas membuat orang berpersepsi dan berasumsi, bahwasanya Gabriel Seran digeser dari jabatannya sebagai Kalak BPBD masih dalam kaitannya dengan pekerjaan rumah bantuan seroja, yang terkesan jalan di tempat. Jika demikian, maka, harapan masyarakat penerima manfaat untuk menempati rumah bantuan pasca kehilangan kediaman akibat badai seroja apa pada pundak pejabat yang baru ditempatkan di BPBD Malaka, menggantikan posisi Gabriel sebagai Kalak BPBD Malaka.

Pejabat dimaksud adalah Rochus Gonzales Funay Seran, yang sejak 22 Juni 2023 menjabat sebagai Plt. Kalak BPBD Kabupaten Malaka, menggantikan Gabriel Seran. Masyarakat Kabupaten Malaka, lebih khusus lagi penerima manfaat rumah bantuan seroja berharap, dibawah kepemimpinan Rochus, pekerjaan rumah seroja dapat segera dirampungkan.

Baca Juga:  Warga Tunggu Hasil Audit Inspektorat Malaka Atas 5 Paket Proyek Septic Tank Diduga Beraroma Korupsi

Sejumput Asa Di Pundak Plt Kalak BPBD

Bertandang ke Kantor BPBD Kabupaten Malaka, Selasa (25/07/2023), tim wartawan menemukan sejumput asa, ketika ngobrol bersama Plt Kalak BPBD Malaka, Rochus Gonzales Funay Seran. Asa tersebut didasarkan pada langkah awal Plt Kalak mengurai benang kusut rumah bantuan seroja yang membelit kepala banyak pihak.

“Langkah awal yang saya buat, setelah dipercaya menjadi Plt Kalak BPBD pada 22 Juni adalah mempelajari laporan yang ada dan melakukan uji petik di lokasi. Dan kita temukan bahwa ada ketidaksesuaian antara fakta di lapangan dengan laporan yang ada,” jelas Rochus.

Rochus blak-blakan mengungkapkan kepada wartawan, bahwa ada beberapa unit rumah yang tetap tinggal rangka dan terancam total loss. Apalagi mengingat batas waktu yang diberikan BNPB kepada BPBD untuk menyelesaikan semua pekerjaan hingga 14 Agustus 2023.

“Setelah uji petik, kita gelar rapat koordinasi dengan BNPB. Pekerjaan diperpanjang masa transisi hingga 14 Agustus, sedangkan pekerjaan terikat kontrak 5 bulan. BNPB beri kita kesempatan untuk mendapat bantuan lain, dengan ketentuan kita harus selesaikan dana siap pakai (rumah bantuan seroja, red) yang ada,” lanjut Rochus.

Baca Juga:  Pekerjaan Embung Oleh Dinas Pertanian Di Oanmane Malaka Diduga Asal Jadi

Setelah rapat koordinasi dengan BNPB, BPBD Malaka menyurati Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Gabriel Seran, para Kontraktor, Konsultan dan Bank BRI. Berdasarkan surat tersebut, digelar rapat pada Senin (24/07/2023). Dalam rapat tersebut, sebagian besar kontraktor tidak hadir.

“Kita sebenarnya ingin tahu kendala apa yang sihadapi dilapangan kemudian bagaimana realisasi anggarannya,” jelasnya.

Berdasarkan uji petik tersebut dan rapat koordinasi yang sudah dilakukan, kata Rochus, ditemukan 3 hal, yaitu:

  1. Uang sudah dicairkan, pekerjaan belum rampung;
  2. Pekerjaan sudah selesai, uang belum cair;
  3. Ada pengakuan bahwa belum terima uang dan belum kerja.

Rochus Gonzales Funay Seran, dalam kesempatan tersebut mengatakan, pihaknya sedang melakukan perekapan realisasi anggaran berdasarkan data yang diterima dari Bank BRI.

Fakta Temuan Di Lapangan

Pantauan di lokasi, Selasa (25/07/2023), Lima unit rumah bantuan seroja di Desa Motaulun, Kecamatan Malaka Barat masih tinggal rangka. Rangka-rangka rumah bantuan seroja ini dalam kondisi seperti ini sejak April 2023.

Selain di Desa Motaulun, di Desa Kleseleon, Kecamatan Wewiku juga ditemukan kondisi rumah yang sama.

Ketika melihat foto kondisi rumah yang ditunjukkan wartawan, Plt Kalak BPBD mengatakan, kondisi rumah seperti ini berpotensi total loss.*(JoGer)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.