Malaka, Sakunar — Tidak banyak orang Malaka yang tahu bahwa salah satu anak Malaka dari etnis Tionghoa menjadi seorang imam di dalam Gereja Katolik. Padahal, imam tersebut sudah ditahbiskan 25 tahun lalu.
Namanya Pastor Maximus Manek. Ia adalah seorang imam biarawan dari Ordo Sanctae Crucis (OSC), yang biasa disebut Ordo Salib Suci. OSC sendiri adalah salah satu ordo tertua dalam Gereja Katolik, yang hidup menurut Regula Santo Agustinus.
Pater Maximus Manek, OSC lahir di Webriamata, sekarang Kecamatan Wewiku, Kabupaten Malaka, pada 16 Oktober 1966. Maximus kecil lahir sebagai anak ke 7 dari 12 bersaudara, dari pasangan suami isteri Nikolas Teti Kiik (Tjing Khie Kong) dan Yuliana Bete Lalak (Lay Tun Moi).
Pendidikan dasar diselesaikan Maxi kecil di SD Katolik Webriamata, pada Tahun 1980. Kemudian melanjutkan ke SMP Pelita Jaya Webriamata, tamat pada 1983. Dari Webriamata, Maximus melanjutkan sekolah ke SMA Giovani Kupang, dan tamat pada 1986.
Setamatnya dari SMA Giovani Kupang, Maximus muda sempat bekerja paruh waktu pada tahun 1987. Sebelum akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan Ordo Salib Suci (OSC) pada Tahun 1988.
Pendidikan calon imam dimulai dengan Masa Postulat sebagai Postulan OSC pada Tahun 1988. Kemudian studi Filsafar pasa Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) Fajar Timur Jaya Pura, dari 1989-1992. Masa Novosiat dijalani Frater Maximus pada Tahun 1992. Setahun kemudian, Frater Maximus mengikrarkan Kaul Pertama sebagai Frater OSC, dilanjutkan masa TOP, tahun 1993.
Frater Maximus menyelesaikan studi Pasca Sarjana pada tahun 1996. Di tahun yang sama, Frater Maximus memutuskan untuk mengikrarkan Kaul Kekal sebagai Anggota OSC/ Canon of thr Order of Holy Cross, di Propinsi Saint Odilia, Amerika Serikat.
Frater Maximus, kemudian menerima Tahbisan Diakon pada Tanggal 18 Juli 1996. Dan pada tanggal 2 April 1997, bertempat di Gereja Katedral Salib Suci Agats Asmat, Diakon Maximus menerima urapan imamat melalui tangan Mgr. Alphonse Sowada, OSC.
Selama 25 Tahun, Pastor Maximus telah menjalankan berbagai karya pelayanan bagi Ordo dan Gereja Katolik. Tidak hanya melayani Gereja lokal di tanah air, tetapi sampai ke Benua Amerika. Terakhir, Pastor Maximus berkarya di Keuskupan Agung Medan, sejak 2017 sampai sekarang.*(JoGer)