Sejarah Gereja Katolik di Pulau Timor berawal sejak 1516, ketika penduduk Pulau Timor mulai berkenalan dengan para Misionaris Portugal yang berkedudukan di Pulau Solor (Flores Timor saat ini). Perkenalan ini berlanjut hingga Gereja Katolik masuk dan hidup di Pulau Timor Tahun 1556. Pada tahun ini, sebanyak 5000 orang Timor dibaptis oleh Pastor Antonio Taveira, OP di Jenilu, Atapupu, Pantai Utara Pulau Timor. Inilah awal mula hidupnya Gereja Katolik di Pulau Timor.
Kemudian pada Tahun 1587 tercatat seorang pastor bertugas di Mena, Timor. Pastor tersebut berhasil mempermandikan putera raja Mena dan mengirimnya untuk belajar di Malaka.
Pada Tahun 1633, seorang Imam bernama Christavao Rangel, OP mendarat di daerah kerajaan Silabao (sekarang: Silawan, Timor). Pastor Christavao berhasil mempermandikan raja Silabao dan seisi keluarga dan sejumlah rakyat. Raja Silabao dipermandikan dengan nama Christavao, sama dengan nama Imam yang mempermandikannya.
Selanjutnya, pada tahun yang sama (1633), raja Amanuban (sekarang: di Kabupaten Timor Tengah Selatan) meminta Pater Antonio yang saat itu berada di Mena untuk datang ke Amanuban guna mempermandikan Raja Amanuban bersama keluarga dan rakyatnya.
Singkat kata, Agama Katolik makin berkembang dari hari ke hari di Pulau Timor.
Pada Tahun 1652, 20 orang Imam diutus ke Pulau Timor. Dengan demikian, umat Katolik di hampir seluruh pelosok Timor dilayani Imam.
Tercatat bahwa pada Tahun 1734 dibuka sebuah sekolah seminari di Oekusi (sekarang: negara Timor Leste). Dan pada Tahun 1749 dibuka lagi sebuah sekolah seminari di Manatutu (sekarang: negara Timor Leste). Tercatat pula bahwa sampai dengan tahun ini telah dibangun 50 gedung gereja Katolik di Pulau Timor.
Dan karena perkembangan yang sangat menggembirakan ini, maka pada Tahun 1745, Timor mendapat seorang Uskup. Inilah Uskup pertama dalam sejarah Perkembangan Agama Katolik di Pulau Timor.
Demikianlah awak mula kehadiran Gereja Katolik di Pulau Timor, yang ditandai dengan dipermandikannya 5000 orang di Jenilu, Atapupu, serta pertumbuhan Gereja melalui kerajaan-kerajaan yang ada.*(bersambung)
* sumber: Jejak Tapak Sang Guru karya Daniel Tifa & Drs. Nikolaus Tnano, MA.