Baru Dikerjakan, Hotmix Jalan Talimetan-Wehae Seniai 9,78 M Berantakan

oleh -1,144 views

BETUN, Sakunar — Pekerjaan hotmix jalan Ruas Talimetan – Wehae senilai Rp9.785.521.609,01 atau sekitar 9,78 M di Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) diduga asal jadi dan ‘berantakan’.

Pantauan sakunar.com di lokasi, Kamis (08/02/2024), terdapat sekitar 40 titik tambalan (overlay) pada aspal baru sepanjang 2,80 KM tersebut.

Terpantau dua titik aspal jalan mengalami retak besar dan nyaris terkelupas.

Minor pekerjaan Tahun Anggaran (TA) 2023, yang belum PHO tersebut pun terpantau babak belur.

Ada beberapa titik tembok penyanggah tertimbun material sirtu. Pada beberapa titik tampak semen terkelupas berat.

Pada saluran pembuangan, terpantau coran semen sudah terkelupas, sehingga hanya menyisakan bebatuan yang berhamburan tak karuan.

Baca Juga:  Setahun Tanpa Kabar Di Tangan Polda NTT, Kasus Dugaan Korupsi 57,5 M Di Malaka Diadukan Ke KPK

Padahal, Komisi III DPRD Kabupaten Malaka telah mewanti – wanti Dinas PUPR untuk memperhatikan kualitas pekerjaan jalan, yang sudah melewati batas kontrak tersebut.

Dalam Rapat Komisi III DPRD Malaka bersama Mitra, Selasa (16/01/2024) lalu, Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Malaka, Hendri Melki Simu sudah mengingatkan, bahwa pada ruas jalan Talimetan-Wehae tersebut terdapat banyak retakan. Karena itu dirinya khawatir, nasib pekerjaan jalan tersebut bakal sama dengan dua paket pekerjaan jalan pata tahun sebelumnya.

“Pekerjaan jalan Talimetan – Wehae, banyak retak-retak, sehingga saya khawatirkan akan sama dengan jalan Oenaek dan Wemeda,” ungkap Ketua Komisi III.

Baca Juga:  Beralih Dukung SBS, Ketua Tim Keluarga SN-KT Bilang Ada Komitmen Yang Terabaikan

Terkait kondisi tersebut, Ketua Komisi III minta Dinas PUPR untuk memperhatikan kualitas material yang digunakan untuk pekerjaan jalan di wilayah Malaka Timur dan Laenmane.

“Mungkin yang perlu diperhatikan itu adalah kualitas material yang digunakan disana (Malaka Timur dan Laenmane, red). Material yang ada disana itu mungkin tidak lolos untuk kita pakai,” tandas Hendri Melki Simu.

“Karena saya belajar dari jalan di Oenaek dan Wemeda itu persialannya sama. Itu aspal kita bisa gulung-gulung. Kita korek begini saja sudah terkelupas semua. Aspalnya tidak lengket dengan baik. Jadi, saya mau, uji lab ulang terhadap material yang ada disana,” lanjut Ketua Fraksi Partai Golkar ini.

Walau kondisi jalan yang menghabiskan anggaran hampir 10 Miliar tersebut memprihatinkan, CV Claudia selaku kontraktor pelaksana sudah mengajukan PHO.

Baca Juga:  Gerindra Pimpin Perolehan Suara Sementara Di Dapil NTT 7

Kepala Bidang Bina Marga sekaligus Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Alexander Adrianus Bria, ST, M.Eng, kepada sakunar.com di Betun, Rabu (07/02/2024), mengatakan, pihak kontraktor telah mengajukan permohonan PHO dan pihaknya telah melakukan pemeriksaan di lokasi.

“Kemarin (kontraktor) sudah mengajukan PHO, dan sudah dilakukan pemeriksaan bersama oleh tim teknis, kontraktor dan konsultan,” jelas Adrianus.

Saat ini, lanjut dia, masing – masing pihak sedang melakukan penghitungan, dan kemudian hasilnya dirapatkan untuk menentukan pekerjaan layak dilakukan PHO atau tidak.*****

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.