BETUN, Sakunar — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malaka mengalihkan penyaluran APBDES atau keuangan desa, untuk sejumlah desa, dari Bank NTT Cabang Betun ke dua bank lain, yakni BNI dan Bank Mandiri.
Walaupun tidak semua desa, namun jumlah desa yang penyaluran keuangannya dialihkan dari Bank NTT Cabang Betun tergolong fantastis.
Bayangkan, dari total 127 desa yang ada di Kabupaten Malaka, hanya tinggal 27 desa yang penyalurannya tetap di Bank NTT Cabang Betun. Sedangkan 100 desa lain dipindahkan ke 2 bank lain, yakni Bank Mandiri dan BNI.
Informasi yang diperoleh sakunar.com dari Kepala Dinas PMD Kabupaten Malaka, Rochus Gonzales Funay Seran, Kamis (01/02/2024), berikut pembagian penyaluran APBDES atau keuangan desa pada 3 bank:
Bank NTT Cabang Betun: 27 desa. Rinciannya, 14 desa di Kecamatan Weliman, 8 desa di Kecamatan Kobalima dan 5 desa di Kecamatan Botin Leobele.
Bank Mandiri: 52 desa. Rinciannya, 16 desa di Kecamatan Malaka Barat, 12 desa di Kecamatan Wewiku, 20 desa di Kecamatan Rinhat dan 4 desa di Kecamatan Kobalima Timur.
Bank BNI: 48 desa. Rinciannya, 17 desa di Kecamatan Malaka Tengah, 6 desa di Kecamatan Malaka Timur, 9 desa di Kecamatan Sasitamean, 9 desa di Kecamatan Laenmanen, dan 7 desa di Kecamatan Io Kufeu.
Dengan demikian, terbaca bahwa bank yang paling banyak mendapat jata penyaluran APBDES 2024 adalah Bank Mandiri, yakni sebanyak 52 desa.
Pemindahan penyaluran APBDES untuk 100 desa, dari Bank NTT Cabang Betun ke Bank Mandiri dan BNI bukan angka kecil. Diperkirakan, dana yang dipindahkan dari Bank NTT Cabang Betun tersebut sekitar 100 Miliar Rupiah.
Informasi yang diperoleh sakunar.com dari beberapa kepala desa dan perangkat, termasuk dari sumber internal di lingkup PMD Kabupaten Malaka, nominal APBDES untuk masing-masing desa mencapai angka 1 Miliar Rupiah.
Maka, jika penyaluran APBDES untuk 100 desa dipindahkan, itu setara dengan sekitar 100 Miliar Rupiah dipindahkan dari Bank NTT Cabang Betun ke Bank lain.
Alasan Pemindahan
Pemindahan penyaluran APBDES dari Bank NTT Cabang Betun ke Bank Mandiri dan BNI ini menarik perhatian banyak kalangan. Pasalnya, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Malaka adalah salah satu pemegang saham Bank NTT.
Dengan kata lain, Pemda atau Pemkab Malaka merupakan salah satu pemilik Bank NTT. Bagaimana mungkin pemilik bank memindahkan dana dari bank miliknya sendiri ke bank lain?
Bupati Malaka, Dr. Simon Nahak, SH,MH, melalui Kepala Dinas (Kadis) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Jumat (26/01/2024), mengungkapkan alasan pemindahan dana 100 Miliar tersebut.
Pemkab beralasan, adanya keluhan dari para kepala desa dan perangkat, soal pelayanan Bank NTT Cabang Betun yang dinilai lamban.
“Selama menjadi partner, kami mengakomodir keluhan dari desa tentang pelayanan di Bank NTT,” jelas Kadis.
Padahal, menurut Kadis PMD, tuntutan dan prinsip penyaluran APBDES, yang didalamnya termasuk Dana Desa, yaitu Pemda dan pihak lain tidak boleh menghambat penyalurannya.
“Maka Pemda wajib mencari solusi terhadap setiap kendala penyaluran APBDES (termasuk keluhan para kades, red), sehingga prinsip penyaluran APBDES terpenuhi,” ungkap Kadis PMD.
“Menyikapi kondisi-kondisi tersebut, Pemda Malaka melakukan kajian dan memutuskan untuk menunjuk 3 Bank Umum sebagai Bank Penyalur APBDES TA. 2024. 3 Bank tersebut adalah Bank NTT, BNI dan Bank Mandiri,” lanjut Kadis PMD.
Apakah kebijakan pemindahan penyaluran APBDES atau keuangan desa ke 2 bank lain menyalahi aturan?
Kadis PMD menjelaskan, sesuai ketentuan, DD disalurkan melalui Bank Umum (Bank Pemerintah).
“Bank Mandiri dan BNI telah mengajukan permohonan untuk menjadi Bank Penyalur APBDES, dan telah mempresentasikan metode pelayanan dan teknologi perbankan yang dimiliki,” papar Rochus.
Dirinya berharap, dengan pembagian penyaluran ini maka pelayanan penyaluran APBDES lebih efektif dan efisien.
Pernyataan Kadis PMD soal keluhan para kepala desa soal pelayanan Bank NTT Cabang Betun ini persis sama dengan data lapangan yang diperoleh sakunar.com dari beberapa kepala desa dan bendahara desa, antara tanggal 25 -26 Januari 2024.
Bahkan, ada kepala desa dan bendahara yang mengeluh karena sudah mengantri tetapi gagal mencairkan anggaran, karena alasan kehabisan stok uang cash di Bank NTT Cabang Betun.
Diprotes Wakil Ketua DPRD Malaka
Keputusan yang diambil Pemkab Malaka untuk memindahkan penyaluran Dana Desa dan Alokasi Dana Desa dari Bank NTT Cabang Betun ke Bank Mandiri dan BNI menuai protes dari Wakil Ketua (Waket) 2 DPRD Kabupaten Malaka, Hendrikus Fahik Taek, SH.
Waket 2 DPRD Malaka menilai, alasan yang dijadikan pertimbangan pemindahan penyaluran DD dan ADD dari Bank NTT tersebut sangat subyektif.
Waket Ketua 2 DPRD Malaka, Hendrikus Fahik Taek mengungkapkan hal tersebut kepada sakunar.com, Jumat (26/01/2024).
Menurut dia, jika terjadi kekurangan dalam pelayanan, mestinya dievaluasi, bukan dipindahkan.
“Itu pendapat yang sangat subyektif mestinya di evaluasi bukan di pindahkan sepihak begitu,” ungkap Hendrikus melalui pesan whatsapp kepada sakunar.com.
Politisi PKB ini menilai, Bank NTT adalah aset daerah, yang seharusnya menjadi tanggung jawab Pemda Malaka juga sebagai pemegang saham.
“Perlu diingat bahwa bank NTT itu aset daerah, dimana Pemda Malaka juga merupakan pemilik karena ikut menanam saham disana. Maka agak aneh saja, kalau ada kekurangan, bukannya dievaluasi untuk diperbaiki malah dibuat begini,” ungkap Hendrikus.
Karena itu, Hendrikus menduga ada indikasi tak bagus dibalik keputusan yang diambil pemerintah.
“Saya menduga ada indikasi tidak bagus ini,” tutupnya.
Apa Kata Bank NTT Cabang Betun?
Apa benar pelayanan di Bank NTT Cabang Betun terjadi seperti yang dikeluhkan? Apakah pemindahan penyaluran APBDES keuangan desa pada 100 desa di Malaka punya dampak negatif bagi Bank NTT? Bagaimana Bank NTT Cabang Betun menyikapi hal ini?
Upaya untuk mengkonfirmasi Pimpinan Cabang Bank NTT Betun adalah sebuah tantangan tersendiri bagi sakunar.com dan tim. Tepat 1 minggu tim berupaya untuk mendapatkan keterangan dari Pimpinan Cabang, namun hasilnya nihil.
Pada hari Kamis 25 Januari, sakunar.com berusaha mengkonfirmasi melalui Pesan WhatsApp, yang kemudian direspon oleh Pimpinan Cabang Betun, Yuan Taneo, dengan menelpon balik.
Dalam percakapan melalui panggilan suara whatsapp tersebut, Pimpinan Cabang minta waktu untuk menyiapkan materi sesuai point-point yang ingin dikonfirmasi sakunar.
Keesokan paginya, Jumat (26/01), sakunar.com kembali mengirim pesan kepada Pimpinan Cabang untuk memastikan apakah sudah bisa mendapatkan konfirmasi.
Namun, Yuan Taneo menyampaikan kepada sakunar.com bahwa dirinya akan menghubungi sakunar com jika sudah menyiapkan materi.
Menunggu sampai sore, sakunar.com kembali memastikan, apakah Pimpinan Cabang sudah bisa dikonfirmasi. Namun pesan yang dikirim baru direspon pada Pukul 20:01 Wita.
Melalui pesan whatsapp tersebut, Pimpinan Cabang menyampaikan permohonan maaf, karena (katanya) baru selesai acara serah terima jabatan.
Pada senin pagi (29/01), sakunar.com kembali mengirimkan pesan untuk memastikan apakah Pimpinan Cabang sudah bisa dikonfirmasi.
Namun lagi-lagi, Pimpinan Cabang merespon bahwa ada beberapa kesibukan di kantor, sehingga belum bisa bertemu untuk konfirmasi. Walau demikian, Pimpinan Cabang tetap memberi harapan bahwa dirinya akan menghubungi sakunar.com bila sudah siap.
Sakunar.com pun kembali menunggu, hingga hari ini Kamis (01/02) atau genap 1 minggu sejak pertama kali berusaha mengkonfirmasi Pimpinan Cabang. Pada hari ini, sekira Pukul 11: 00 Wita, sakunar.com mendatangi Bank NTT Cabang Betun namun gagal bertemu Pimpinan Cabang karena tidak berada di tempat.
Sakunar.com pun berusaha bertemu wakil Pimpinan Cabang, namun melalui security, wakil Pimpinan Cabang mengatakan bahwa dirinya baru 2 hari bertugas sehingga belum tahu-menahu soal urusan kantor cabang.
Sakunar.com pun diminta untuk kembali datang di lain waktu, setelah Pimpinan Cabang berada di Kantor. Anehnya, tidak ada yang bisa memberikan informasi pasti, kapan Pimpinan Cabang berada di kantor.
Walau demikian, sakunar.com akan tetap berupaya untuk mengkonfirmasi kepada pihak-pihak terkait dalam pemberitaan ini.*****