Sakunar.com — Sebanyak 100 anak dari keluarga miskin ekstrim di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur mengikuti orientasi Sekolah Rakyat, yang dimulai Selasa (17/06/2025) di Aula Sentra Efata Kementerian Sosial.
Kepala Sentra Efata Kupang, Tota Oceanna Zonneveld mengungkapkan, kegiatan ini merupakan awal perjalanan 100 siswa, dimana mereka akan tinggal di Sentra dan hidup terpisah dengan orangtuanya selama empat hari tiga malam.
“Program ini dirancang untuk menguji kesiapan anak untuk tinggal terpisah dari orangtua dan kesiapan orangtua untuk melepas anaknya diasuh di Sekolah Rakyat kelak,” ujar Tota, dilansir kemensos.go.id.
Selama masa orientasi, anak-anak akan disuguhi berbagai kegiatan. Mereka akan dibiasakan dengan jadwal terstruktur, dari bangun pagi hingga saatnya tidur. Orientasi juga menjadi ajang untuk saling mengenal, mengingat mereka berasal dari lingkungan berbeda.
Anak-anak juga akan menjalani sesi “Belajar Bareng”, di mana mereka diajak menggali minat, harapan, dan motivasinya terhadap sekolah dan masa depan.
Sore harinya, suasana akan dihangatkan dengan aktivitas olahraga seperti voli, sepak bola, bulu tangkis, dan tenis. Kegiatan yang tentunya bukan sekadar untuk kebugaran, tapi juga untuk menumbuhkan keceriaan dan kekompakan.
Sekolah Rakyat bukan sekadar ruang belajar, melainkan tempat tinggal dan tumbuh, terutama bagi anak-anak yang selama ini hidup kondisi sosial yang rapuh.
“Orientasi ini juga kami selenggarakan setelah mencermati kondisi di lapangan yang menunjukkan fakta bahwa terdapat beberapa calon siswa yang tidak siap mengikuti program Sekolah Rakyat meskipun namanya masuk dalam prioritas,” ujar Tota.
Tahapan rekrutmen siswa Sekolah Rakyat di Efata Kupang sudah selesai dan ditetapkan Bupati Kupang pada 14 Juni 2025 lalu. Sebanyak 100 siswa yang tergabung dalam empat rombongan belajar akan memulai kegiatan belajar tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada Juli mendatang.
Para siswa datang dari berbagai latar belakang, termasuk beberapa di antaranya anak-anak yang orangtuanya berasal dari Timor-Timur namun memeluk kewarganegaraan Indonesia.*(tim)