BETUN, Sakunar.com — Masyarakat yang bermukim di Daerah Aliran Sungai (DAS) Benenai mendapat kabar baik dari Pemerintah Kabupaten Malaka dibawah kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Malaka periode 2025-2030, dr. Stefanus Bria Seran, MPH dan Hendri Melki Simu, A.Md.
Tahun ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malaka dibawah duet pemimpin SBS-HMS telah mengalokasikan anggaran untuk pembangunan 3.800 meter tanggul untuk melindungi masyarakat yang bermukim di sekitaran DAS Benenai.
Hal ini merupakan kabar baik bagi masyarakat sekitaran DAS Benenai, karena wilayah-wilayah yang menjadi sasaran pembangunan tanggul tersebut kerap menjadi langganan banjir luapan Sungai Benenai.
Diketahui banjir kiriman dari banyak kali kecil di Pulau Timor ini selalu menjadi momok yang menakutkan di setiap musim penghujan. Tak jarang pula, saban tahun, banjir luapan Sungai Benenai menelan banyak korban, sehingga menimbulkan pertanyaan, seperti, “Mengapa masyarakat tetap mau bermukim di DAS Benenai?”
Bahkan, pemimpin pada salah satu periode kepemimpinan di kabupaten ini pernah menyindir masyarakat yang bermukim di wilayah DAS Benenai dengan nama binatang. “Bangun rumah hanya 1 meter dari bibir sungai, nanti banjir baru menangis bikin muka macam mony** makan buah asam yang masam rasanya”. Kira-kira demikian sindiran sang bupati kala itu.
Berbeda dengan itu, Bupati dan Wakil Bupati dan Wakil Bupati Malaka periode 2025-2030 lebih memilih untuk menghadirkan solusi, bukan sindiran. Melalui anggaran Bantuan Tak Terduga (BTT), Pemkab Malaka segera membangun tanggul tahun ini, untuk melindungi masyarakat dari banjir luapan Sungai Benenai.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Lorens Lodewik Haba, S.Pd, MM, mengatakan hal itu di Betun, Kamis (15/05/2025).
Dijelaskan Lorens, tiga titik yang menjadi sasaran pembangunan tanggul sepanjang 3.800 meter tersebut adalah: Desa Oekmurak di Kecamatan Rinhat, sepanjang 1.200 meter; Desa Oanmane di Kecamatan Malaka Barat, sepanjang 1.000 meter; dan Desa Naimana dan Lawalu di Kecamatan Malaka Tengah, sepanjang 1.600 meter.
“Semua dokumen sudah siap, kami hanya menunggu akhir musim hujan untuk memulai pelaksanaan. Anggarannya berasal dari BTT,” kata Lorens.
Dirinya berharap, pembangunan tanggul di 3 titik tersebut dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat setempat dari ancaman banjir luapan Sungai Benenai, yang mana dalam beberapa tahun terakhir selalu menjadi momok di musim penghujan.*(tim)