BETUN, Sakunar.com — Komitmen Bupati dan Wakil Bupati Malaka, dr. Stefanus Bria Seran, MPH dan Hendri Melki Simu, A.Md untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) aparatur sipil negara (ASN) bukan main-main. Duet pemimpin yang akrab dengan sapaan SBS-HMS ini tidak main-main dengan janji kampanyenya untuk menyekolahkan ASN ke jenjang yang lebih tinggi.
Ketika melantik 20 Kepala Puskesmas sekabupaten Malaka di Pantai Abudenok, Selasa (22/04/2025), Bupati Malaka, dr. Stefanus Bria Seran, MPH (SBS) minta Kepala Dinas Kesehatan agar mengkoordinasi dan mengkomunikasikan supaya menyekolahkan para kepala puskesmas yang belum sarjana.
“Kepala dinas, saya minta komunikasi supaya mereka ditingkatkan, di-upgrade jadi S1. Prioritaskan mereka. Jangan kikir kasih pintar anak Malaka,” tegas Bupati SBS.
Lebih tegas lagi, Bupati Malaka dua periode ini memberi motivasi dengan ‘ancaman’ agar para kepala yang belum sarjana segera melanjutkan studi. Bupati mengatakan, jika masih ada kepala puskesmas yang belum bergelar sarjana hingg batas waktu yang ditentukan, maka akan diganti alias dipecat dari jabatannya.
“Semua Kepala Puskesmas harus S1, kalau tidak saya ganti. Saya kasih waktu dua, tiga tahun, sampai 2028,” tandas Bupati Malaka.
Menurut mantan Tim Pakar Kesehatan Gubernur NTT ini, pendidikan bagi tenaga kesehatan adalah bagian dari tanggung jawab daerah untuk menciptakan pelayanan publik yang berkualitas.
“Anak-anak Malaka harus dibuat pintar supaya bisa urus rakyat dengan baik. Uang itu uang rakyat, bukan uang pribadi,” ujar SBS.
Karenanya, SBS minta kepala dinas kesehatan untuk segera berkomunikasi dengan para kepala puskesmas guna memfasilitasi peningkatan jenjang pendidikan mereka.
Diketahui, peningkatan SDM merupakan salah satu program kerja prioritas SBS-HMS. Ini mencakup 2 hal, yakni peningkatan SDM aparatur negara melalui ijin belajar dan tugas belajar, serta peningkatan SDM masyarakat.
Pada masa kepemimpinan SBS pada periode 2016-2021, program ini telah berjalan dengan baik, terbukti dengan adanya seorang ASN yang meraih gelar doktor, belasan magister dan beberapa dokter spesialis. Belum terhitung puluhan ASN dari diploma yang melanjutkan ke sarjana.*(yk/tim)
