Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

JK Ungkap Sosok Yang Cocok Jabat Mendikbud Di Kabinet Prabowo-Gibran

588
×

JK Ungkap Sosok Yang Cocok Jabat Mendikbud Di Kabinet Prabowo-Gibran

Sebarkan artikel ini

JAKARTA — Tokoh Nasional yang juga Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia, Jusuf Kalla (JK) mengungkapkan bocoran soal kriteria sosok yang dinilai cocok menduduki jabatan Menteri Pendidikan di kabinet Prabowo-Gibran.

Menurut JK, Menteri Pendidikan di Kabinet Prabowo Subianto dan Gibran Raka Buming Raka kelak haruslah orang yang paham dengan dunia pendidikan.

Hal tersebut disampaikan JK saat menghadiri acara peluncuran buku di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (10/10/2024).

Baca Juga:  Jadwal Kerja Pegawai Instansi Pemerintah Selama Ramadhan 2023 Menurut SE Menteri PANRB

“Ya (harapannya Menteri Pendidikan) yang mengerti pendidikan dengan baik untuk memajukannya, kalau memajukannya harus mengerti,” tandas JK.

Dalam kesempatan tersebut, JK pun menyinggung Kurikulum Merdeka Belajar, yang ia nilai tidak cocok diterapkan secara nasional di Indonesia.

“Saya bicara bahwa kurikulum merdeka tuh enggak cocok untuk secara nasional. Bisa dilaksanakan terbatas untuk sekolah, satu dua sekolah,” kata JK.

Baca Juga:  Ketua Gerindra Malaka Bilang Dirinya Dan SBS Punya Kepentingan Yang Sama 

Menurut dia, kurikulum merdeka belajar sulit diterapkan karena banyak daerah di Indonesia yang memiliki sekitar 40 murid dalam satu kelas yang ditangani oleh hanya satu guru.

JK lantas menyinggung kesejahteraan guru yang belum terjamin sehingga menurutnya mustahil guru tersebut mampu memerdekaan 40 orang anak didiknya.

“Tapi di daerah-daerah yang muridnya 40 orang satu kelas satu (guru) gajinya Rp5 juta. Bagaimana bisa kasih merdeka?” tuturnya.

Baca Juga:  Sosok Ini Disebut Paling Bertanggung Jawab Atas Proyek Rumah Bantuan Seroja 57,5 M Di Malaka

JK pun menilai kurikulum itu tidak memberikan motivasi bagi para murid untuk berkompetisi karena meniadakan sistem pemeringkatan atau ranking.

“Pendidikan harus reward and punishment (hadiah dan hukuman), kalau hanya semua reward (hadiah) tidak akan pernah tejadi disiplin. Semua naik kelas. Jadi belajar tidak belajar dia naik kelas,” ujarnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *