BETUN, Sakunar —– Hama ulat grayak sedang menyerang 345 Hektar tanaman jagung musim tanam 1 (MT 1) di 12 kecamatan di Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Lebih dari itu, hama ulat grayak ini dikhawatirkan mengancam (baca: berpotensi menyebar) 9.624 hektar jagung lainnya di Kabupaten Malaka pada MT 1 tahun ini.
Demikian diungkapkan Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Kabupaten Malaka, drh. Yanuaria Maria Seran, ketika dikonfirmasi sakunar.com di ruang kerjanya di Betun, Jumat (16/02/2024).
Menurut dia, ulat grayak berbahaya bagi tanaman jagung karena tinggal di dalam batang jagung.
Dampaknya, walaupun tidak menyebabkan gagal panen, namun serangan hama ulat grayak ini menyebabkan menurunnya produktovitas jagung.
“Ulat grayak ini tinggal di dalam batang jagung. Maka dampaknya adalah menurunnya produksi jagung. Contoh, seharusnya kita bisa panen 5 karung, karena serangan ulat grayak, maka hanya bisa panen 2 karung,” jelas Kadis Pertanian.
Diberitakan sebelumnya, petani lahan kering di Kecamatan Kobalima, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) khawatir mengalami gagal panen jagung musim tanam (MT) 1 tahun 2024.
Keluhan tersebut disampaikan Arnoldus Ikun, warga Dusun Loodik, Desa Litamali, Kecamatan Kobalima kepada sakunar.com, Jumat (16/02/2024).
Menurut Arnoldus, hama ulat tersebut menyerang jagung sejak umur 1 setengah bulan hingga saat ini. Karena itu, dirinya bersama beberapa warga lain khawatir akan terjadi gagal panen.
“Ulat ini (serang, red) sejak jagung umur satu sentegah bulan. Karena itu kami takut jagung kami habis,” ujar Arnoldus.
Warga mengaku, selama ini sudah berusaha melakukan penyemprotan dengan insektisida namun tidak berhasil.
Karena itu, warga berharap ada intervensi dari pemerintah supaya tidak terjadi gagal panen.
Arnoldus juga mengakui, dirinya bukan bagian dari salah satu kelompok tani. Walau demikian, dirinya berharap, pemerintah tetap membantu petani seperti dirinya, yang sedang mengalami musibah hama yang menyerang tanaman jagung ini.*****