Gegara Septic Tank, Warga Mengadu Ke DPRD Malaka

oleh -872 views

Malaka, Sakunar — Warga Desa Bonibais, Kecamatan Laenmanen, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengadu ke Kantor DPRD setempat, Rabu (17/01/2024).

Warga Desa Bonibais mengadu ke DPRD setempat, terkait paket pekerjaan septic tank (tengki septik) tahun anggaran (TA) 2023, yang belum rampung dikerjakan.

Warga Desa Bonibais yang datang mengadu Kantor DPRD Malaka adalah, Maria Septiana Asa (penerima manfaat), Emanuel Moen (penerima manfaat, sekaligus tukang) dan Benediktus Nana (tukang dan Kelompok Swadaya Masyarakat/ KSM).

Di Kantor DPRD Malaka tersebut, para warga diterima Ketua Komisi III DPRD Malaka, Hendri Melki Simu, dan Sekretaris Komisi III, Fransiskus X. Taolin.

Komisi III DPRD Malaka kemudian menghadirkan Kepala Bidang (Kabid) Cipta Karya dan staf, selaku bidang yang menangani pekerjaan tersebut.

Kepada Kabid Cipta Karya, Ketua Komisi III DPRD Malaka menjelaskan maksud kehadiran warga Desa Bonibais di Kantor DPRD Malaka. Bahwa kehadiran warga berkaitan dengan pekerjaan tengki septik di Desa Bonibais, yang dinilai mengalami kendala, sehingga belum rampung dikerjakan.

“Ini ada bapak mama dari Desa Bonibais. Mereka datang mengadu terkait pekerjaan septic tank, yang sampai sekarang belum selesai. Dan sekarang bahannya juga macet. Semen yang harusnya 15 sak, dia kasi turun hanya 10 sak. Begitu juga besi. Nah, kebetulan pak Kabid disini, mungkin bisa menjelaskan langsung,” kata Ketua Komisi III, Hendri Melki Simu.

Baca Juga:  Pertegas Netralitas, Kodim 1605 Gelar Gelar Kampanye Damai Pemilu 2024 Di Malaka

Kabid Cipta Karya, Yan Manek Bria, S.ST, dalam kesempatan tersebut menjelaskan, pekerjaan tersebut dilaksanakan secara swakelola, oleh Tim Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat (TPS – KSM).

“Pekerjaan Sanitasi ini bukan baru sekarang di Malaka. Dan kita terus melakukan evaluasi. Maka tahun-tahun sebelumnya kita laksanakan secara kontraktual, tapi dalam 2 tahun terakhir ini kita laksanakan secara swakelola di masyarakat,” jelas Manek Bria.

“Jadi bapak mama mereka yang rencanakan, bapak mama mereka yang kerja, bapak mama mereka sendiri yang awasi. Sehingga kami butuh banyak informasi seperti ini untuk terus mengevaluasi. Bapak mama ini tukang, jangan sampai ongkos tukang belum dibayar oleh KSM, kalau penerima manfaat, jangan sampai semen kurang,” sambungnya.

Yan Manek Bria juga menjelaskan, bahwa TPS-KSM tidak dibentuk oleh pihak luar, tetapi oleh masyarakat penerima manfaat. Begitu juga pemilihan ketua KSM, dilakukan melalui mekanisme voting oleh KSM itu sendiri.

Baca Juga:  Breaking News: Siswa Salah Satu SMP Swasta Di Malaka Diduga Dianiaya Oknum Kepsek Hingga Dirawat Di Puskesmas

“Kita nanti lihat kendalanya dimana. Kalau memang itu di KSM, maka bapak mama mereka salah pilih orang. Karena kami tidak intervensi. Dari kepala desa, tidak. Dari dinas, tidak. Fasilitator hanya memfasilitasi. Jadi program ini betul-betul murni dilaksanakan oleh masyarakat,” jelas Manek Bria.

Dalam kesempatan tersebut, warga mengeluhkan distribusi bahan yang diduga volumenya tidak sesuai RAB. Kemudian, bahan yang didrop ke satu pekerjaan dipindahkan ke pekerjaan lain.

Warga juga mengadukan besaran upah tukang yang tidak transparan. Warga mengaku, ketua KSM memberitahukan bahwa ongkos tukang sebesar 800 Ribu Rupiah per unit. Namun dari fasilitator diperoleh informasi bahwa 1 Juta Rupiah per unit.

Terkait point-point yang dikeluhkan warga tersebut, Kabid Cipta Karya mengatakan, bahwa perencanaan untuk paker pekerjaan tersebut dibuat dengan sistem prototype. Artinya RAB tidak dihitung unit per unit, tetapi dibuat satu saja sebagai model untuk semua.

Baca Juga:  Gerindra Malaka Salurkan 1000 Liter Minyak Tanah Untuk Korban Banjir Benenai Di Malaka Barat

Maka, kata dia, wajar kalau ada yang kelebihan bahan, dan ada yang kekurangan bahan. Contohnya, untuk fondasi, kalau dibuat di tanah rata butuh batu sekian. Tapi kalau dibuat di tanah yang miring, kebutuhan batu lebih banyak.

“Sehingga untuk mencukupi kekurangan yang ada, maka batu yang lebih di sini dipindahkan ke sana untuk mencukupkan. Intinya, pekerjaan itu rampung sesuai perencanaan. Karena yang diberikan kepada penerima manfaat itu bukan material, tapi barang jadi,” jelas dia.

Walau demikian, Kabid Cipta Karya mengungkapkan, pihaknya mengapresiasi, dan sangat berterimakasih kepada warga yang memberikan informasi. Menurut dia, informasi yang disampaikan tersebut akan menjadi bahan untuk evaluasi.

Yang menjadi catatan, paket pekerjaan septic tank (tengki septik) di Desa Bonibais sebanyak 80 unit, dengan total anggaran Rp800 Juta Rupiah belum rampung dikerjakan.

Sekretaris Komisi III DPRD Kabupaten Malaka, Fransiskus X. Taolin, yang berasal dari daerah pemilihan tersebut berjanji akan turun ke lokasi, untuk melihat langsung dan memediasi persoalan yang sedang dihadapi warga.*****

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.