Malaka, Sakunar — Komisi III DPRD Kabupaten Malaka menyoroti pula dugaan larangan terhadap wartawan untuk melakukan aktivitas jurnalistik di lokasi proyek pembangunan Rumah sakit Pratama di Desa Lamea, Kecamatan Wewiku.
Komisi III DPRD Malaka menilai, larangan peliputan oleh oknum kontraktor pelaksana terhadap wartawan Victory News, Wilfridus Wedhi di lokasi merupakan tindakan melawan undang – undang.
Komisi III DPRD Malaka menyoroti hal tersebut dalam kunjungan kerja (kunker) di lokasi proyek RS Pratama, Jumat (12/01/2024).
Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Malaka, Hendri Melki Simu mengatakan, larangan terhadap wartawan untuk melakukan aktivitas jurnalistik menimbulkan dugaan adanya ketidakberesan.
Apalagi, proyek yang menghabiskan anggaran hingga Rp44.950.000.000, atau hampir 45 Miliar Rupiah tersebut dinilai bermasalah karena sudah melewati batas kontrak kerja pada 31 Desember 2023.
Senada dengan itu, Anggota Komisi III DPRD Malaka, Raymundus Seran Klau mengaku berang, karena aktivitas jurnalis untuk mengawasi penggunaan uang negara puluhan miliar rupiah dihalang.
“Kerja sudah bermasalah karena lewat batas waktu. Tapi wartawan saja kamu usir. Pasti kami DPRD juga kamu usir. Ini bukan kerja gratis atau kerja barang pribadi. Ini dibiayai oleh negara.
Wartawan Viktory News, Wilfridus Wedhi, yang ikut hadir dalam kesempatan tersebut menjelaskan, dirinya datang ke lokasi proyek pada hari Rabu, 3 Januari 2023. Di lokasi, dirinya bertemu dengan pria yang mengaku bernama Rifael, yang bertugas sebagai Kepala Logistik.
Kemudian, kata Wilfrid, dirinya dilarang atau tidak diberi ijin oleh Rifael, untuk mengambil foto progres fisik pekerjaan. Rifael beralasan, bahwa dirinya hanya menjalankan perintah atasan, dalam hal ini manager proyek dan dari dinas kesehatan.
Padahal, kata Wilfridus, dirinya sudah menunjukkan identitasnya sebagai wartawan Viktory News dan kompetensinya sebagai wartawan melalui Kartu Pers yang diterbitkan Dewan Pers.
Walau demikian, Rifael tetap mengijinkan wartawan Victory News ini untuk mengambil foto progres pekerjaan. Rifaef menghalangi kamera wartawan dengan tangannya.
Terkait ini, Alex Manurung selaku Site Manager (kontraktor pelaksana) dan Yanuarius Klau selaku konsultan pengawas mengaku terjadi miskomunikasi antara petugas lapangan dengan wartawan waktu itu.
Sambil meminta maaf kepada wartawan dua pejabat tersebut menjelaskan, petugas lapangan mengira wartawan Victory News meminta gambar design.
Anehnya, penjelsasan tersebut sangat jauh berbeda dengan penjelasan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Yovita Roman.
Dalam kesempatan yang sama, dihadapan Komisi III DPRD, Yovita menjelaskan, semua tamu yang datang ke proyek termasuk wartawan, harus melapor kepada dirinya.
“Saya mau klarifikasi dulu, sebenarnya bukan untuk wartawan saja, namanya proyek yang sedang berjalan, memang semua tamu atau siapapun harus lapor di saya,” jelas Yovita.
Yovita mengaku, selama ini dirinya selalu menerima telepon berupa informasi dari lapangan jika ada tamu. Dan dirinya selalu mengijinkan untuk masuk.
“Selama ini memang ada tamu yang….. Kalau saya biasanya kan langsung masuk. Kalau ada tamu, bu ada tamu, ya silahkan,” jelas Yovita sambil meletakan jari ke kuping, simbol melakukan telepon.
“Jadi minta maaf, kalau saat itu responnya agak terlambat karena masih libur. Karena namanya proyek yang sedang berlangsung, siapa yang datang itu saya harus tahu. Nah, mungkin mereka menerjemahkan itu,” sambung Yovita.
Yovita memastikan, pihaknya tidak melarang wartawan untuk melakukan peliputan di lokasi proyek.
Catatan Redaksi, pada hari Rabu (03/01/2024), sekira pukul 11:41 Wita, sakunar.com dihubungi wartawan Victory News, Wilfridus Wedhi, menginformasikan bahwa dirinya sedang berada di lokasi proyek RS Pratama. Namun, dirinya dilarang untuk melakukan peliputan.
Mendapat informasi tersebut, wartawan sakunar.com bergerak ke lokasi proyek. Dalam perjalanan, wartawan sakunar.com berpapasan dengan wartawan Victory News di jalan, tak jauh dari lokasi proyek. Kemudian, bersama – sama bergerak ke lokasi.
Namun, ketika tiba di lokasi, sekira Pukul 12:05 Wita, dua wartawan mendapati pitu akses ke dalam lokasi proyek telah terkunci dengan gembok.*(JoGer)