Malaka, Sakunar — Dusun Lookmi, Desa Motaulun, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Siang itu, Kamis (09/11/2023), sekira Pukul 13:35 wita. Suana lengang. Seisi penghuni dusun seolah larut dalam panasnya kemarau.
Mobil yang membawa kami bergerak pelan dan berhenti tepat di depan sebuah bangunan yanng belum selesai dikerjakan. Bangunan tersebut tak lain adalah rumah bantuan pasca bencana seroja milik penerima manfaat atas nama Mikhael Seran Tae.
Kondisi rumah tersebut ketika kami datang pada Kamis (09/11) siang itu memang memprihatinkan. Rumah yang dikerjakan dengan anggaran Rp50.000.000 (Lima Puluh Juta Rupiah) sejak Mei 2022 tersebut nyatanya belum rampung dikerjakan. Bagian dinding rumah belum selesai terpasang. Lantai rumah pun belum dikerjakan. Apalagi pintu dan jendela, janhan lagi ditanya.
Ingatan kami pun lalu kembali ke beberapa bulan sebelumnya. Kala itu di penghujung Bulan Juli 2023, ketika pertama kalinya kami datang ke tempat ini usai mendengarkan curahan hati Mikhael Seran Tae dan keluarga. Keluarga yang pernah menangis lantaran kehilangan rumah tinggal gegara bencana seroja April 2021, harus kembali merintih lantaran rumah bantuan seroja belum mulai dikerjakan.
Apa yang kami lihat dan dengar sendiri di lokasi pada akhir Juli memang membuat pilu. Kurang lebih 3 kepala keluarga harus tinggal berdesak-desakan dalam sebuah gubuk darurat. Sementara, harapan untuk tinggal di rumah bantuan dari pemerintah seolah bakal menjadi mimpi yang takkan menjadi kenyataan. Pasalnya, sudah hampir 2 tahun anggran berjalan, fondasi rumah sekalipun belum dikerjakan sama sekali.
Mikhael dan keluarga pun pasrah dan hanya bisa bertanya-tanya, apakah bantuan perumahan yang diberikan kepadanya sebagai korban bencana seroja jadi kerjakan atau tidak. Karena tampak di lokasi, kontraktor atau rekanan yang mengerjakan rumah tersebut baru sebatas mendroping beberapa kubik Sirtu Kali dan beberapa lempeng papan cor.
Singkat kata, curahan hati dan kondisi yang dialami Mikhael Seran Tae terkait rumah bantuan yang diterimanya diberitakan sakunar.com dan tim yang melakukan investigasi. Kabar baiknya, pemberitaan kami direspon baik oleh Bupati Malaka, Dr. Simon Nahak, SH, MH selaku kepala daerah penerima manfaat Dana Siap Pakai (DSP) bantuan stimulan perumahan ini.
Rabu, 02 Agustus 2023, Bupati Malaka mengawali aktivitasnya dengan mengunjungi dan memantau lokasi rumah Mikhael Seran Tae di Dusun Lookmi, Desa Motaulun. Ikut dalam rombongan Bupati Malaka waktu itu, para pejabat terkait, seperti Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Rochus Gonzales Funay Seran, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang juga mantan Kalak BPBD, Drs. Gabriel Seran, MM, serja sejumlah pejabat dan staf BPBD dan protokoler Pemda Malaka.
Bupati Malaka, Dr. Simon Nahak mengaku kaget melihat kondisi dan progress pekerjaan rumah bantuan milik Mikhael Seran Tae kala itu. Dalam nada tinggi kala itu, Bupati perintahkan PPK untuk menyelesaikan pekerjaan.
“Masih ada berapa begini? Saya tidak mau lihat lagi yang seperti ini,” kata Bupati Malaka kala itu, setelah tahu bahwa masih ada rumah yang progres kerjanya baru tahap fondasi, bahkan belum dimulai sama sekali.
PPK, Drs. Gabriel Seran, MM menanggapi perintah Bupati Malaka ini dengan baik. Hanya sehari setelah kunjungan tersebut, kami mendapat kabar, bahwa rumah tersebut telah mulai dikerjakan oleh kontraktor pelaksana, Hengki Simu.
Luar Biasa! Mungkin kata-kata itu yang patut dan pas untuk dikatakan terkait respon baik tersebut. Harapan untuk dapat menghuni rumah bantuan pun kembali bersemi dalam relung hati Mikhael Seran Tae dan keluarga. Beberapa waktu setelah itu, Mikhael sempat mengungkapkannya ke publik melalui tim media ini.
Kala itu, Mikhael atas nama keluarga merasa bersyukur dan berterimakasih untuk atensi dari tim media ini dan dorongan Bupati Malaka sehingga pekerjaan rumah bantuan miliknya mulai dikerjakan. Apalagi, hanya dalam waktu kurang dari sebulan, bangunan rumah tersebut sudah berdiri dan diatap serta didinding.
Namun, apa mau dikata? Kuntum kebahagiaan dan secercah harapan yang mulai bersemi di hati dan kehidupan Mikhael dan keluarga seolah mulai layu dan meredup. Apa pasal!?
Rumah tersebut belum juga kelar dikerjakan. Pemasangan dinding belum selesai. Lantai belum dikerjakan. Apalagi pintu dan jendela. Intinya, kondisi rumah tersebut masih jauh dari kata rampung.
Mirisnya, kondisi rumah seperti ini sudah dibiarkan sejak lama. Pertanyaannya, apakah masih bisa dilanjutkan pekerjaannya?
Dilain sisi, masa kontrak pekerjaan sudah berakhir sejak setahun silam, atau tepatnya di 21 Oktober 2022. Atau kalau mau mengikuti masa transisi darurat ke pemulihan (sebagaimana alasan yang disampaikan PPK) pun telah berakhir pada 24 Oktober 2023. Dengan demikian, apakah pekerjaan masih boleh atau masih bisa dilanjutkan kontraktor pelaksana? Entahlah!
Yang pasti, pekerjaan rumah ini belum rampung dikerjakan walau telah melewati 2 tahun anggaran. Padahal, pekerjaan ini sudah sempat dikebut setelah gencar diberitakan dan dikunjungi Bupati Malaka. Faktanya, pekerjaan ini belum tuntas juga.
Kontraktor pelaksana, Hengki Simu, dikonfirnasi sakunar.com Kamis (09/11) beralasan para pekerja sempat istirahat kerja karena alasan keluarga. Sementara, PPK, Drs. Gabriel Seran belu berhasil dikonfirmasi hingga saat ini.*(JoGer)