MALAKA, Sakunar — Progress fisik pekerjaan 7 unit rumah bantuan pasca bencana seroja kategori rehab berat di Desa Kleseleon, Kecamatan Weliman, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ‘Nalo Laran Moras’ (bahasa tetun Malaka, yang arti harafiahnya bikin sakit hati).
Padahal, pekerjaan rumah bantuan bagi masyarakat korban bencana seroja awal April 2021 tersebut telah dimulai sejak 22 Mei 2022 dan telah berakhir kontrak kerjanya pada 24 Oktober 2022. Dengan kata lain, sudah hampir setahun, kontrak kerja rumah bantuan seroja tersebut berakhir.
Pantauan sakunar.com pada Kamis (05/10/2023), progress fisik pada 7 unit rumah bantuan seroja kategori rehab berat di Desa Kleseleon ini tidak mengalami kemajuan sama sekali, jika dibandingkan dengan keadaan yang terpantau pada akhir bulan Juli 2023.
Progress fisik rumah bantuan milik Paulus Seran dan Maria Fore di Wehasan, Dusun Beikali dan rumah milik Hendrikus Yuven Klau di Dusun Bualaran terpantau masih tetap pada tahap fondasi. Mirisnya, tampak mulai ditumbuhi dan ditutupi belukar.
Pada rumah bantuan milik Anastasia Hoar di Dusun Bualaran tampak ada sedikit kemajuan, karena kontraktor sudah memasang rangka dinding.
Sedangkan pada rumah bantuan milik Paulus Kiik Asa di Dusun Beikali, kontraktor sudah melakukan pemasangan atap dan dinding namun belum di-finishing.
Sementara, pada rumah bantuan milik Monika Seuk, Frans Dafrosa Seuk, masih di Dusun Beikali, pemasangan dinding yang sudah dimulai pada bulan Agustus lalu nyatanya belum rampung hingga saat ini. Bahkan, pada rumah milik Monika Seuk, okfol lantai belum selesai.
Penerima manfaat atau pemilik rumah yang ditemui di lokasi pada Kamis (05/10) mengaku sangat kecewa dengan ulah kontraktor yang bertanggung jawab atas pekerjaan rumah bantuan tersebut.
Pemilik rumah yang notabene adalah warga yang kehilangan rumah akibat bencana seroja ini mengatakan, melihat progress pekerjaan yang demikian ‘Nalo Laran Moras’ (bikin sakit hati).
“Orang lain sudah tinggal dirumah baru, kami punya baru fonderen (fondasi, red. Laran Moras too (sakit hati sekali, red). Tapi mau bagaimana lagi? Kami pasrah saja, mau lanjut kerja atau tidak lagi,” ungkap salah satu pemilik rumah, yang minta namanya tidak disebutkan.
Terkait ini, Plt Kalak BPBD Kabupaten Malaka, Rochus Gonzales Funay Seran, dikonfirmasi sakunar.com, Kamis (05/10) mengatakan, pihaknya tetap mendorong PPK dan kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan sehingga bisa dinikmati warga korban bencana.
Sementara, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Drs. Gabriel Seran, MM dan Kontraktor Pelaksana, Yakobus Ungluis belum berhasil dikonfirmasi wartawan.*(JoGer)