Plesetan Bupati Malaka Dan Proyek Rumah Bantuan SEROJA

oleh -707 views

Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur medio awal April 2021. Banjir bandang maha dasyat terjadi. Sungai Benenai dan beberapa kali kecil di dataran Malaka tak mampu menampung debit air kiriman dari pegunungan, plus air hujan yang terus tercurah dari langit.  

Jembatan Benenai dan Koloweuk Putus. Beberapa desa terendam banjir. Pemukiman warga, sarana dan lahan pertanian, dan fasilitas umum pun rusak.

Itu sepenggal memori yang masih membekas di lubuk hati dan ingatan banyak masyarakat Malaka. Betapa tidak, BPBD Kabupaten mencatat 500 lebih keluarga kehilangan rumah. Ribuan rumah lainnya rusak eingan hingga sedang.

Namanya Badai Siklon Tropis SEROJA. Ini adalah nama yang kemudian dikenal luas, berkaitan dengan bencana maha dasyat di Kabupaten Malaka setelah sebelumnya terjadi pada tahun 2000 silam.

Malaka berduka. Dr. Simon Nahak, SH,MH yang baru dilantik menjadi Bupati Malaka beberapa hari setelah bencana pun jujur mengakui rasa harunya akibat bencana alam ini. Ketika untuk pertama kalinya menjadi inspektur upacara pada peringatan HUT Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2021, Bupati Malaka mengaku merasa terharu.

Bupati mengaku merasa terharu lantaran Kabupaten Malaka juga menghadapi tantangan seperti bencana badai Siklon seroja, atau dirinya plesetkan menjadi ‘serangan roh jahat’ yang mengakibatkan banyak korban baik jiwa manusia maupun lahan pertanian , ternak dan sebagainya.

“Banyak musibah yang kita hadapi selain corona yaitu badai siklon seroja yang menyebabkan banjir Benenai, saluran irigasi pada rusak dan hasil pertanian masyarakat petani menurun akibat pengairan tidak lancar,’ kata Bupati Simon kala itu.

Baca Juga:  Waket Komisi IX DPR RI: Lokasi RS Pratama Di Malaka Tidak Memenuhi Syarat

Plesetan Bupati Malaka soal SEROJA ini kemudian menjadi trending topik di beberapa media dan bahkan menjadi perbincangan publik kala itu. SEROJA, Serangan Roh Jahat. Awal April 2021, terjadi Serangan Roh Jahat di Rai Malaka.

Pepata mengatakan, selalu ada senyum dibalik air mata. Selalu ada terang setelah gelapnya malam. Dalam terang iman kekristenan diajarkan, bahwa Roh Baik (Roh Kudus) dan Roh Jahat selalu beriringan.

Maka, pasca serangan roh jahat yang merusak banyak hal, Roh Baik pun tak tinggal diam. Kita bisa sebut, Roh Baik (Roh Kudus) itu menggerakkan hati dan pikiran pemerintah pusat sehingga mengucurkan anggaran hingga ratusan miliyar untuk perbaikan fasilitas yang rusak akibat serangan roh jahat di Rai Malaka.

Jembatan Benenai yang rusak pun saat ini sudah baik kembali. Jembatan Koloweuk di Desa Numponi pun kabarnya masuk dalam daftar usulan untuk diperbaiki. Tiga Ribu lebih rumah rakyat yang rusak pun dibangun baru dan direhab.

Untuk yang terakhir ini, pemerintah kucurkan 60 Miliar Rupiah lebih. Namun yang sudah direalisasikan adalah 57,5 Miliar Rupiah untuk 3.118 unit rumah. Rinciannya, 509 rehab berat (bangun baru) dan sisanya rehab ringan hingga sedang.

Intinya, rakyat Kabupaten Malaka yang sebelumnya menangis karena Serangan Roh Jahat, kembali tersenyum karena curahan Roh Kudus (Roh Baik).

Namun, siapa sangkan senyum rakyat masih harus bercampur cemas dan getir?

Fakta demi fakta yang terus ditemukan tim wartawan di lapangan sejak Jumat, 27 Juli 2023 hingga hari ini, Rabu 09 Agustus 2023 menunjukkan bahwa sebagian rakyat yang mendapatkan curahan Roh Baik (baca: penerima bantuan rumah seroja) itu merasa cemas dan getir.

Baca Juga:  PS Malaka Wakili NTT Ke Putaran Nasiona Soeratin Cup U15

Pasalnya, rumah bantuan yang dikerjakan sejak Juni 2022 (dihitung dari peletakan batu pertama oleh Bupati Malaka pada 10 Juni 2022) belum kunjung rampung dikerjakan. Lebih parah lagi, ada yang belum dijamah sama sekali. Belum termasuk pengerjaan yang diduga asal jadi.

Senyum rakyat yang sudah timbul pasca bencana pun perlahan meredup dan nyaris sirnah.

Ah, kami lalu teringat pada apa yang diajarkan guru agama saat pembinaan komuni pertama dulu, bahwa Roh Kudus (Roh Baik) dan Roh Jahat selalu hadir bersama-sama. Ini biasa dianalogikan dengan gambar seorang manusia dengan gambar iblis (lambang roh jahat) di sebelah kiri dan gambar Malaikat (simbol Roh Baik) disebelah kanan.

Dijelaskan, bahwa Roh Jahat akan selalu membisikkan perbuatan-perbuatan jahat kepada manusia, kemudian Roh Baik membisikkan perbuatan – perbuatan baik kepada manusia, termasuk berbisik agar manusia tidak mengikuti ajakan Roh Jahat untuk berbuat hal tidak baik.

Dalam kasus SEROJA, rupanya Serangan Roh Jahat tidak berhenti pada merusak rumah rakyat dan fasilitas umum. Rupanya Serangan Roh Jahat masih terus berlanjut ketika Roh Baik mulai memperbaiki kerusakan rumah rakyat.

Ketika Roh Baik berbisik agar rumah yang rusak diperbaiki, mungkin Roh Jahat juga ikut berbisik agar rumah itu cukup dicat saja supaya untungnya banyak.

Baca Juga:  Anggota Fraksi Golkar Di Komisi II DPRD Malaka Dukung Rencana Pembangunan Bendung 'Tahak Uala'

Atau ketika Roh Baik berbisik supaya rumah rusak diperbaiki, mungkin Roh Jahat ikut berbisik supaya cukup droping bahan saja. Atau mungkin Roh Jahat berbisik supaya tidak usah kerja dulu, toh masih ada masa transisi yang bisa terus diperpanjang.

Ketika Roh Baik berbisik supaya uang yang dikirim dari pusat digunakan untuk bantu rakyat, mungkin Roh Jahat juga ikut berbisik supaya uang itu dipakai dulu. Maka uang dalam rekening rakyat sekalipun bisa hilang (ingat pengakuan kontraktor soal uang hilang 5 juta di masing-masing dati 5 rekening).

Itu hanya kemungkinan (baca: dugaan) saja, mengingat fakta-fakta lapangan yang terus kami temukan dalam investigasi. Kami mohon maaf bila ada pihak yang merasa tersinggung. Sekali lagi, kami tidak bermaksud menyinggung, apalagi menuduh dan menghakimi.

Kami hanya mau katakan, bahwa plesetan Bupati Malaka soal SEROJA sebagai Serangan Roh Jahat, sejatinya adalah sebuah peringatan dini atau warning bagi siapa saja yang kemudian terlibat dalam urusan SEROJA. Karena disadari atau tidak, mengurus SEROJA adalah melawan Serangan Roh Jahat. Maka, godaan-godaan Roh Jahat pun tidak tergindarkan. Apa itu godaan Roh Jahat?

Godaan Roh Jahat adalah godaan untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kebaikan. Jika memberi bantuan rumah untuk rakyat adalah kebaikan, maka menghalangi atau sengaja menunda rakyat untuk mendapatkan bantuan rumah itu adalah kejahatan. Dan bukankah orang yang membuat kejahatan itu disebut PENJAHAT? Maka mari kita berlomba-lomba untuk tidak melakukan kejahatan, supaya tidak disebut PENJAHAT. Salam.*(Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.