Sakunar — Yuliana Seuk, wanita tua asal Dusun Nataraen B, Desa Naimana, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, Provinsi NTT punya ceritera piluh, ketika tim sakunar.com mengunjunginya pada Senin (31/08/2023).
Tanpa canggung, Nenek Yuliana mencurahkan semua uneg-unegnya soal rumah bantuan bencana seroja yang ia terima, yang faktanya hingga hari ini progress kerjanya baru tahap droping bahan (material).
“Anak, saya ini orangtua, saya omong apa adanya. Ini batako dan besi beton, Goris yang bawa datang (droping, red). Waktu itu pas politik desa. Goris juga calon. Tapi karena bilang waktu itu kami tidak pilih dia jadi kami punya rumah dia tidak lanjut kerja,” ceritera Nenek Yuliana kepada tim wartawan.
Siapa Goris? Apakah dia kontraktor yang bertanggung jawab untuk pekerjaan rumah bantuan seroja milik penerima manfaat atas nama Yuliana Seuk? Nenek Yuliana Seuk tidak tahu pasti. Yang jelas, material berupa batako dan beberapa batang beton didroping oleh yang bersangkutan, yang katanya salah satu calon kepala desa.
Sayangnya, tim belum berhasil mengkonfirmasi Goris dimaksud.
Dan yang pasti, pekerjaan rumah bantuan seroja milik nenek Yuliana baru sebatas droping 2 jenis bahan tersebut. Padahal, nenek Yuliana dan keluarganya sudah menyiapkan sebuah fondasi.
Akibatnya, nenek Yuliana dan keluarga, termasuk beberapa orang cucu yang masih balita terpaksa harus menghuni gubuk beratap daun yang sudah reot.
“Bapak dong tolong dulu. Nenek ini kasihan. Kalau hujan rumah ini tiris dimana-mana,” ujar beberapa tetangga nenek Yuliana ketika tahu bahwa kami adalah wartawan.
Memang sangat miris menyaksikan situasi ini. Dosa siapa? Pemerintah sudah memberi kepedulian dan perhatian berupa rumah bantuan. Sayangnya, entah salah dimana dan entah salah siapa, rakyat susah dibikin semakin susah.
Tak jauh dari rumah milik nenek Yuliana, terdapat rumah lain yang bernasib sama. Ini rumah bantuan seroja milik penerima manfaat atas nama Martinus Seran, di Dusun Nataraen B, Desa Naimana.
Martinus berkisah, kontraktor sudah turunkan material beruapa batako dan beton serta batu picah. Kebetulan, profesi Martinus adalah tukang. Sehingga, kontraktor dan Martinus sepakat agar Martinus sendiri yang mengerjakan rumah tersebut dengan ongkos tukang 4 Juta Rupiah.
Sayangnya, usai martinus pasang batako, material lain tidak kunjung datang. Ongkos tukang yang dijanjikan pun tak kunjung Martinus terima. Kepada wartawan, Senin (31/07), Martinus mengaku bingung dan pasrah.
Untuk 2 unit rumah diatas, yakni milik Yuliana dan Martinus diketahui masuk kategori rehab sedang, dengan pagu anggaran 25 Juta Rupiah per unit rumah.
Masih di Dusun Nataraen B, tim sakunar.com menemukan 1 unit rumah rehab berat, yang pengerjaannya baru sampai tahap fondasi. Pemilik rumah atau penerima manfaat tidak berada di tempat sehingga tidak diketahui persis namanya, juga tidak diketahui pasti siapa kontraktornya.
Namun dari tetangganya diketahui bahwa penerima manfaat bernama Klara.
Sama dengan rumah milik Klara, tim menemukan juga sebuah rumah kategori rehab berat di Dusun Kubadiin, Desa Naimana. Rumah tersebut milik penerima manfaat atas nama Oviana Abuk Nahak.
Kepada tim wartawan Oviana mengaku, fondasi tersebut dikerjakan sebelum Hari Raya Paskah 2023. Namun ketika para tukang pergi untuk liburan Paskah, tidak pernah kembali lagi.
Oviana dan keluarga pun bingung dan pasrah karena tidak tahu lagi harus mengadu kemana. Mereka bingung dan pasrah apakah pekerjaan rumah bantuan tersebut dilanjutkan atau tidak. Sementara, rumah milik warga lain sudah ditinggali.
Masih di Desa Naimana, tim menemukan pula beberapa unit rumah rehab berat yang belum dipasangi pintu dan jendela.
Pekerjaan rumah bantuan seroja kategori rehab sedang yang belum rampung juga ditemukan tim di Desa Railor Tahak, Kecamatan Malaka Tengah.
Rehab rumah milik Kristina Hoar di Dusun Tuiknor, adalah contohnya. Pekerjaan rehab rumah tersebut pun baru pada tahap fondasi dan droping bahan berupa 16 sak semen, 20 lembar seng dan 7 batang beton.
Saat ini, penerima manfaat pun bingun dan pasrah lantaran tidak tampak lagi kontraktor yang bertanggung jawab.
Hari ini, Senin (31/07/2023), setelah menelusuri 1 desa di Malaka Barat plus 5 desa di Malaka Tengah, tim sakunar.com menemukan 5 unit rumah bantuan seroja yang belum rampung dikerjakan. Ini tidak termasuk beberapa rumah yang belum dipasangi pintu dan jendela di Desa Bereliku, dan Naimana.
Jadi, total rumah bantuan seroja yang belum rampung dikerjakan di 12 desa yang sudah ditelusuri tim sakunar sebanyak 47 unit. Dari jumlah tersebut terdapat 43 unit rumah rehab berat dan 4 unit rehab sedang. Jumlah ini makin jauh melampaui jumlah yang dilaporkan pejabat pembuat komitmen (PPK), yakni 24 unit.*(JoGer/Tim)