Sakunar — Miris! Ini adalah kata yang mungkin pas untuk menggambarkan curahan hati (curhat) penerima manfaat rumah bantuan seroja di Desa Oanmane, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Namanya Paulus Tae Weoe, warga Dusun Tiris Marobo, Desa Oanmane. Sesuai data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Malaka, Paulus menerima bantuan dengan kategori rehab sedang, dengan pagu 25 Juta Rupiah.
Kontraktor yang datang ke rumah Paulus untuk mengerjakan rehab rumah tersebut diketahui bernama Sigit.
“Omongnya waktu itu bilang mau ganti seng, pintu dan keramik,” ujar Paulus kepada sakunar di kediamannya di Tiris Marobo, Sabtu (29/07/2023).
Paulus dan keluarga pun akhirnya senang karena rumah tua yang sudah berkali-kali dihantam banjir, dan terakhir dihantam badai seroja pun akhirnya bisa direhab karena kemurahan hati, kebijakan dan perhatian pemerintah.
Singkat kata, Paulus pun diminta Sigit untuk mencari tukang, yang nantinya dibiayai dari 20 persen total pagu yang diperuntukkan bagi rehab rumah milik Paulus.
Pekerjaan pun mulai direalisasi. Dimulai dari pemasangan keramik. Namun, dalam perjalanan, kecemasan mulai mendekati Paulus dan keluarga tatkala pemasangan keramik pun tidak selesai dikerjakan. Apalagi pintu dan seng, sesuai janji awal sang kontraktor.
“Keramik juga tidak selesai. Saya sering tanya ke Sigit tapi selalu bilang tunggu dulu,” kata Paulus.
Akhirnya, setelah menunggu sekian lama dan rumah yang ia huni bersama keluarga tetap tidak berpintu, Paulus berinisiatif memasang pintu seadanya dari kantong sendiri.
Sampai sekarang, Paulus Tae dan keluarga masih tetap menunggu janji sang kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaannya.
“Kami bisa sabar saja, tapi ada satu masalah. Tukang dong kejar terus upahnya ke saya karena saya yang diminta Sigit untuk omong dengan tukang. Saya mau bayar pakai apa? Ini dosa siapa?,” kata Paulus lagi. Ada kegetiran dalam setiap kata yang diucapkan Paulus.
Sama dengan Paulus, hal yang sama juga dialami Viktoria Seuk di Dusun Lootiris, Desa Oanmane. Jarak rumah Viktoria hanya berpaut sekitar 50 meter saja dari rumah milik Paulus.
Bantuan rehab sedang rumah milik Viktoria Seuk pun diketahui dikerjakan oleh kontraktor yang sama, yakni Sigit.
Mirisnya, pengakuan Viktoria kepada sakunar, Sabtu (29/07), sebelum mulai pekerjaan, Viktoria dan keluarga minta agar fondasi rumah ditinggikan dengan biaya tambahan dari penerima manfaat. Tetapi kontraktor menjawab bahwa kalau ditonggikan nanti tidak cukup waktu, karena pekerjaan dikejar waktu.
Herannya, walaupun kontraktor bilang pekerjaan dikejar waktu, namun progress pekerjaan rehab rumah Viktoria bernasib sama dengan Paulus hingga saat ini. Pekerjaan rehab rumah tersebut terkesan jalan di tempat alias mandeg. Sementara, kontraktor tidak tampak lagi batang hidungnya. Kasihan Rakyat!
Beda lagi kisah yang dialami Agustina Bano, warga Dusun Airae A, Desa Sikun di Kecamatan Malaka Barat.
Ditemui dikediamannya, Sabtu (29/07), Agustinda dan suami yang menerima manfaat rehab sedang pun mengungkapkan kisah piluhnya.
Agustina dan suami ingat bahwa kontraktor yang pernah datang menemui mereka berdomisili di Naimana, Kecamatan Malaka Tengah. Walau demikian, mereka tidak tahu persis namanya.
Agustina dan suami berceritera, sekitar Agustus 2022 silam, kontraktor tersebut mendroping 1 reit pasir dan 10 sag semen ke rumahnya. Itu saja. Kemudian tidak tampak lagi batang hidungnya.
“Dong antar pasir 1 reit dan semen 10 sak. Setelah itu, dong tidak datang lagi. Tidak tahu ini rumah lanjut kerja atau bagaimana,” ujar Agustina didampingi suami.
Ah, ceritera pilu 3 warga penerima manfaat rehab sedang ini sangatlah miris. Kami lalu teringat pada candaan salah satu rekan kami, bahwasanya proyek rumah bantuan seroja lebih sadis dari badai seroja itu sendiri.
Betapa tidak?! Masyarakat yang sudah susah hidupnya akibat bencana dibuat tambah susah lagi. Pemerintah kucurkan anggaran Miliyaran untuk bantu rakyat yang sedang susah, masih ada oknum yang tega-teganya merampas bantuan tersebut dari rakyat.
Kami lalu teringat pada pernyataan Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD kala itu, Gabriel Seran (sekarang sudah mantan) bahwa realisasi pekerjaan rehab ringan dan sedang sudah rampung 100 persen. Itu dikatakan Gabriel yang juga PPK Proyek ini pada Maret 2023. Hari ini, Sabtu 29 Juli 2023, Empat bulan setelah pernyataan Gabriel, masih ditemukan fakta seperti ini. Apa mau dikata?
Entahlah! Satu hal yang pasti, 2 tahun sudah badai seroja berlalu. 2 tahun pula rakyat kehilangan hunian akibat bencana seroja tersebut. Pemda Malaka (Bupati dan Wabup Malaka) tolong jangan biarkan nasib rakyat terkatung-katung.
Pemerintah pusat sudah kucurkan uang itu ke daerah. Jangan lagi hilang uang itu ditengah jalan. Rakyat yakin Bupati dan Wabup Malaka yang punya slogan anti korupsi bisa segera tuntaskan ini. Jika tidak, “Jangan salahkan siapa, kalau tertutup pintu hati ini”. Hehehe, itu cuman lirik lagu. Yang jelas rakyat mau semua terbuka seterbuka-bukanya agar “Tidak ada dusta diantara kita”. Walah, lirik lagu lagi.*(JoGer)