Sakunar — Pergelaran Turnamen Sepak Bola Novanto Cup U23 di Kabupaten Malaka telah berakhir pada Jumat (14/07/2023), ditandai dengan berakhirnya laga puncak antara Alumni SMA Fajar Timur vs SMA Fajar Timur Haitimuk.
Derbi Fajar Timur Haitimuk tersebut pun dimenangkan oleh Alumni SMA Fajar Timur Haitimuk dengan skor 4-0. Kemenangan ini dipandang wajar, bila dicermati sebagai kemenangan para senior atas para yunior. Maka, kemenangan tim Alumni ini seperti kurang disambut antusias para penikmat bola.
Yang menjadi menarik dan banyak dikomentari publik penikmat sepak bola adalah Trophy yang diterima para juara, baik Juara III, Juara II maupun Juara 1. Tiga buah trophy yang disiapkan nyaris tidak ada bedanya. Mungkin hanya bisa dibedakan dari tulisan pada kaki trophy.
Model trophy yang dipilih pun sangat biasa dan bahkan tidak lazim untuk turnamen sepak bola. Meminjam kata-kata penonton yang hadir, “Trophy sepeeti ini biasa untuk acara cermat-cermat atau lomba makan kerupuk”.
Ketika iseng meng-scrol pada toko online lazada, model trophy seperti itu bisa didapat dengan harga yang jauh dibawah kata murah. Untuk 3 pcs piala seperti itu bisa diperoleh dengan harga 31 Ribu Rupiah.
Harga ini tentu puluhan kali lipat, atau bahkan ratusan kali lipat jika dibandingkan dengan baliho-baliho promosi diri pencetus turnamen, Gavriel Putranto Novanto. Diketahui, Gavriel yang menginisiasi turnamen ini adalah pengusaha sekaligus politisi muda, putera kandung dari mantan Ketua DPR RI, Setia Novanto, yang lengser dari panggung politik usai tersandung mega korupsi E-KTP.
Harga Trophy yang demikian juga tentu saja sangat tidak elok jika harus disandingkan dengan nama besar Novanto. Tetapi entah disengaja atau tidak, entah disadari atau tidak, entah diketahui oleh Novanto Junior (Baca: Gavriel Putranto Novanto) atau tidak, kehadiran Trophy Blek Biskuit (meminjam kata-kata penonton) di turnamen yang membawa nama diri, bahkan nama besar Novanto, meninggalkan kesan tidak sedap.
Menjadi lebih menarik, ketika tim juara melakukan selebrasi, Trophy Kebanggaan Novanto Cup ini pun terlepas satu persatu dan hancur berkeping-keping. Sang Juara pun akhirnya hanya bisa terbengong-bengong menyaksikan kepingan-kepingan piala yang berserakan.
Kata penonton, ini adalah yang pertama dalam sejarah sepak bola, dimana Trophy sang Juara hancur berkeping-keping saat selebrasi di lapangan hijau. Kami juga baru menyaksikan yang demikian. Kalau menurut pembaca bagaimana?*(Redaksi)