9Sakunar — Mitra Tani Farm. Nama ini mungkin belum terlalu familiar ditelinga banyak orang Malaka. Mungkin banyak pula orang Malaka yang belum tahu bahwa Mitra Tani Farm ini adalah peternakan babi modern terbesar di Kabupaten Malaka saat ini.
Letaknya memang jauh dari Kota Betun, jantung pemerintahan Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dari Kota Betun, kita membutuhkan sekitar 30 menit perjalanan dengan kendaraan.
Untuk menjangkau lokasi Mitra Tani Farm dari Kota Betun, kita bisa mengambil jalur selatan menuju Kecamatan Wewiku. Setelah masuk wilayah Kecamatan Wewiku, teruslah berjalan menelusuri jalan lintas selatan Malaka – Kupang.
Sebelum memasuki batas Kabupaten Malaka dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), kita akan bersua jembatan Lamea. Segeralah kurangi kecepatan kendaraan, karena begitu menyeberangi jembatan, tampaklah sebuah lokasi berukuran nyaris 3 hektar, berpagar tembok.
Lokasi berpagar tembok di Desa Lamea, Kecamatan Wewiku ini tak lain adalah lokasi peternakan milik Mitra Tani Farm, peternakan babi modern terbesar, yang ada di Kabupaten Malaka saat ini.
Berkunjung ke lokasi peternakan ini, Rabu (28/06/2023), tim wartawan disambut ramah Yohanes Manek, pemilik Mitra Tani Farm. Pria yang akrab disapa Bos Apingku atau Kapten Wewiku ini menyambut tim wartawan dengan ramah.
Selanjutnya, dibawah naungan pohon kersen, ditemani suguhan kopi hitam, kami pun saling ngobrol seputar usaha yang dirintis Yohanes Manek dan keluarganya, sejak 2020 silam.
Ceritera panjang kami bermula dari awal mula, Bos Apingku merintis usaha peternakannya dari beberapa kali uji coba. Mulai dari uji coba bibit babi hingga pakan yang cocok.
Singkat ceritera, setelah melewati berbagai uji coba, Bos Apingku pun memutuskan untuk mengembangkan usaha peternakannya dalam skala besar. Bahkan, metode yang digunakan di Mitra Tani Farm ini pun tergolong metode modern.
Awalnya, Mitra Tani Farm hanya fokus pada penggemukan babi atau istilah teknisnya babi pedaging saja. Disini, bibit babi didatangkan dari luar.
Dalam perjalanan, Mitra Tani Farm pun melebarkan sayap, dengan memulai pembibitan. Saat ini, Mitra Tani Farm memiliki 120 ekor indukan babi yang sedang beranak dan bunting.
“Dulu kita hanya fokus penggemukan saja, tetapi sekarang sudah pembibitan juga. Malah sudah banyak bibit yang kita jual,” ujar Bos Apingku.
Untuk metode reproduksi, kata Bos Apingku, Mitra Tani Farm menerapkan 2 metode, yakni metode kawin alami dan metode Inseminasi Buatan atau kawin suntik.
Sedangkan untuk penggemukan, saat ini di lokasi Mitra Tani Farm ini tersedia sekitar 300 ekor babi siap jual.
Tentang pakan, Bos Apingku katakan, setelah melalui banyak uji coba, Mitra Tani Farm putuskan untuk gunakan full pakan toko (pabrikan). Karena, menurut dia, dengan full pakan toko, produktivitas lebih tinggi, dan tentu saja lebih menguntungkan dari segi bisnis.
Lalu, dari mana Bos Apingku dan karyawan-karyawannya belajar tentang peternakan modern? Jawabannya: “Otodidak”. Banyak membaca, banyak menonton tutorial dan banyak bertanya.
“Dan juga, kami pakai tenaga ahli yakni dokter hewan yang kami percaya bisa membantu kami dalam banyak hal teknis,” kata Bos Apingku.
Tentang pasar, mantan Anggota DPRD Kabupaten Belu ini mengatakan, Mitra Tani Farm sudah menjangkau pasaran Kota Kupang dan hampir seluruh Pulau Timor. Dan walaupun usaha ini tergolong besar, namun kata dia, Mitra Tani Farm belum mampu menjawab seluruh kebutuhan pasar. Artinya, permintaan pasar masih tetap lebih tinggi, baik daging maupun bibit babi.*(JoGer/Nando/Yan)