Sakunar — Pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dikeroyok Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dalam operasi pencarian Pilot Susi Air di Nduga, Provinsi Papua.
Operasi pencarian Pilot Susi Air di Nduga tersebut bermula dari informasi yang mendeteksi posisi pilot Susi Air yang disandera KKB di wilayah Mugi-Mam. Pasukan TNI yang diterjunkan dalam operasi tersebut terdiri dari 36 prajurit.
Hal tersebut diungkapkan Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono dalam keterangannya di YouTube Puspen TNI, Selasa (18/04/2023).
Panglima menjelaskan, kemungkinan operasi tersebut diketahui pihak lawan sehingga terjadi penyergapan oleh KKB menggunakan perempuan dan anak-anak.
Pasukan TNI yang terdiri dari 36 prajurit tersebut, terang Panglima, dalam posisi dikeroyok oleh perempuan dan anak yang dilibatkan KKB.
“Dari segala sisi mereka (KKB, red) bersama masyarakat tadi, istilahnya kalau perang Jawa ngeroyok ramai-ramai sehingga pasukan kita mungkin panik sehingga terjadi seperti itu,” jelas Panglima TNI.
Akibat kejadian tersebut, seorang prajurit TNI dinyatakan gugur, 5 orang luka-luka, dan 4 orang lainnya dinyatakan hilang.
Namun terbaru, TNI mengupdate jumlah korban gugur dalam baku tembak dengan KKB saat operasi tersebut bertambah menjadi 4 orang.
Seorang prajurit yang lebih dahulu dinyatakan gugur adalah Pratu Miftahul Arifin. Sedangkan 3 prajurit lain yang baru dinyatakan gugur adalah Pratu I, Pratu K, dan Prada S.
Informasi terkait bertambahnya jumlah prajurit yang gugur dalam operasi pencarian pilot Susi Air yang disandera KKB tersebut disampaikan Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Kav Inf Herman Taryaman, Rabu (19/4/2023).
Menurut dia, saat ini 4 jenazah prajurit yang gugur di medan tempur tersebut telah dievakuasi pasukan gabungan TNI-Polri ke Mimika.
Dijelaskannya, 3 prajurit yang baru dinyatakan meninggal tersebut merupakan bagian dari 4 prajurit yang sebelumnya dinyatakan hilang. Dengan demikian, jumlah prajurit yang hilang dan belum diketahui nasibnya adalah 1 orang.*(Jo/ berbagai sumber)