2 Proyek Saptic Tank Tahun 2021 Diduga Mangkrak, DPRD Malaka Diminta panggil PUPR

oleh -779 views
Antonius Bria, SH, MH

SAKUNAR — Dugaan mangkraknya 2 paket proyek pembangunan Saptic Tank Tahun Anggaran (TA) 2021 di Desa Raimataus dan Desa Wederok mendapat sorotan tajam.

Praktisi hukum asal Kabupaten Malaka menduga, mangkraknya 2 paket proyek tersebut sengaja didiamkan dinas teknis terkait di lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malaka.

Alasannya, walaupun 2 paket proyek tersebut belum rampung, padahal sudah setahun lebih melewati batas kontrak, namun terkesan tidak ada tindakan apapun dari dinas terkait.

Demikian disampaikan praktisi hukum, Antonius Bria, SH, MH, Selasa (14/03/2023), menanggapi maraknya pemberitaan seputar dugaan mangkraknya 2 paket proyek tersebut.

“Kita patut menduga bahwa dinas teknis, dalam hal ini PUPR sedang menutupi sesuatu. Bagaimana tidak? Proyek tahun 2021, belum selesai dikerjakan tetapi PUPR sebagai pemikik proyek tidak tahu perkembangannya,” ungkap Antonius melalui sambungan telepon, Rabu (15/03/2023).

Karena alasan ini, Antonius mendesak DPRD Kabupaten Malaka agar menggunakan fungsi kontrolnya untuk memanggil Dinas PUPR terkait dugaan mangkraknya proyek saptic tank di Desa Wederok dan Raimataus ini.

“Kami sebagai masyarakat Malaka kecewa sekali dengan DPRD kita. Proyek sudah terlambat sampai 1 tahun lebih tetapi DPRD diam saja. Dimana fungsi kontrol lembaga wakil rakyat ini?” ujarnya.

Para anggota DPRD, lanjut dia, sudah saatnya berbicara, bukan menunggu laporan dan pengaduan. Karena persoalan ini sudah kasat mata.

“DPRD itu wakil rakyat, masa tidak tahu masalah besar di masyarakatnya,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Malaka diduga tertutup soal dua paket proyek Saptic Tank tahun anggaran (TA) 2021.

Dua paket proyek pembangunan saptic tank yang diduga mangkrak tersebut masing-masing di Desa Raimataus, Kecamatan Malaka Barat dan di Desa Wederok, Kecamatan Weliman.

Dua paket proyek senilai 2,1 Miliar tersebut diduga mangkrak karena merupakan proyek tahun 2021 namun belum selesai dikerjakan hingga saat ini, Maret 2023.

Mirisnya, Dinas PUPR Kabupaten Malaka diduga tertutup terkait nasib 2 paket proyek yang dikerjakan CV Sinar Geometry dengan dana dari APBD ini.

Kepala Dinas PUPR Kabupaten Malaka, Ir. Yohanis Nahak dan Kabid Cipta Karya, yang dikonfirmasi bersamaan di Kantor Dinas PUPR, Selasa (15/03/2023) soal kronologi dan perkembangan pekerjaan 2 paket proyek tersebut tidak banyak berkomentar.

Kepala Dinas PUPR dan Kabid Cipta Karya juga belum menjawab pertanyaan wartawan soal realisasi pembayaran 2 paket proyek tersebut.

Sejauh ini, informasi yang baru berhasil diperoleh wartawan dari Dinas PUPR Kabupaten Malaka baru sebatas informasi bahwa Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek tersebut sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejari Belu terkait proyek tahun sebelumnya.

Sementara, Wakil Ketua 1 DPRD Malaka, Devi Hermin Ndolu, SH, S.Ip menyampaikan 2 point terkait dugaan mangkraknya pekerjaan 2 paket proyek saptic tank, yakni di Desa Raimataus, Kecamatan Malaka Barat dan Desa Wederok, Kecamatan Weliman.

Point pertama yang ditekankan Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malaka ini adalah meminta Inspektorat Daerah Kabupaten Malaka untuk melakukan audit di 2 desa, juga di 3 desa lain yang mendapat alokasi pengadaan saptic tank pada tahun anggaran 2021.

“Point pertama, Inspektorat harus melakukan audit di 5 desa yang terima saptic tank pada tahun 2021. Audit itu meliputi audit fisik dan audit realisasi anggaran,” ujar Devi kepada wartawan melalui sambungan telepon, Selasa (14/03/2023).

Selain saran audit oleh Inspektorat Daerah, Waket 1 DPRD Malaka ini juga mengusulkan pembentukan Pansus di DPRD terkait paket-paket pembangunan septic tank yang dikerjakan di tahun 2021.

“Point kedua, di DPRD saya usulkan untuk bentuk Pansus,” ujar politisi PDI Perjuangan ini.

Diketahui, proyek pengerjaan dan pengadaan septic tank (tanki septic) di Desa Raimataus dan Desa Wederok, masing-masing senilai Rp 1.092.000.000 (atau Rp 1,1 Miliar) diduga mangkrak.

Pimpinan CV Geometry, Marselinus Nahak yang dikonfirmasi wartawan tim media ini di Malaka melalui WhatsApp/WA pada Minggu (12/03/2023) membenarkan, bahwa dirinya yang mengerjakan proyek tersebut dan belum tuntas atau belum selesai dikerjakan.

Namun dirinya menegaskan, akan segera menuntaskan proyek tersebut.

“Ia betul saya yang kerja. Dan saya upayakan untuk selesaikan yang belum beres. Dan saya upayakan untuk selesaikan yang belum beres. Karena wederok itu ada satu dua pintu yang belum gantung,” tulis Marselinus menjawab pertanyaan wartawan.

Marselinus memastikan, dirinya akan segera turun ke lokasi (ke desa, red) untuk mengecek pendistribusian fiber septic tank kepada para penerima manfaat.

“Mengenai fiber yang satu belum antar, dalam minggu ini saya turu ke lokasi untuk cek, karena fiber itu datangkan sudah 312 pas untuk 2 desa (CV Geometry mengerjakan 2 paket untuk jenis pekerjaan yang sama, red) dan bobot dalam RAB itu nilainya 60 persen,” jelas Marselinus.

Menurut Marselinus, proyek tersebut menghabiskan anggaran 1 Miliar 92 Juta Rupiah/paket untuk 156 unit septic tank (total 312 unit septic tank untuk 2 desa, red).

Mangkraknya pengerjaan proyek tersebut mengundang reaksi kecewa sejumlah warga penerima manfaat proyek di Dusun Krei, Desa Raimataus, Kecamatan Malaka Barat.

Yosef Seran, salah satu warga penerima manfaat di Dusun Krei, Desa Raimataus yang ditemui wartawan media ini pada Sabtu (11/03) menuturkan, bangunan toiletnya sudah dikerjakan, tetapi septic tanknya belum dipasang (belum dikerjakan perusahaan kontraktor, red).

Akibatnya, bangunan toilet tersebut dialihfungsikan sebagai tempat penyimpanan barang. Sedangkan fiber septic tank dibiarkan terbengkalai di halaman rumah.

“Kami baru terima fiber itu, tapi belum pasang,” tandasnya.

Pemandangan serupa terjadi di halaman rumah Paulus Seran Kiik dan Rosina Bano di Dusun Krei. Tampak ada 2 unit fiber septic tank terbaring berdampingan di masing-masing halaman rumah dua warga tersebut.

Sedangkan, bangunan rumah toilet milik Paulus Seran Kiik tampak belum rampung. Pemasangan dinding bangunan toilet pun belum kelar.

“Fiber ini baru kasi turun bulan Desember 2022,” ungkap Rosina Bano.

Hal lain dengan Atanisius Klau. Ia mengaku belum menerima fiber septic tank hingga saat ini.

Sementara Liana Liu mengaku mengaku mengerjakan sendiri bangunan septic tank dengan perjanjian akan dibayar, namun hingga saat ini dirinya belum mendapatkan bayaran tersebut, sebagaimana dijanjikan.*JoGer/NBS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.