Ketika ‘Lelucon’ Itu Menjadi Tak Lucu Lagi (Tentang NIK Siluman Di Malaka)

oleh -1,897 views

Sekedar menoleh ke belakang, Nomor Induk Kependudukan (NIK) Siluman (baca: tidak ada dalam database kependudulan dan atau ganda) menjadi sangat ramai di kalangan masyarakat Malaka pada awal tahun ini. NiK Siluman Itu muncul bersamaan dengan sengketa Pilkada Malaka di Mahkamah Konstitusi. Pihak menggugat mengklaim bahwa ditemukan ribuan NIK siluman dalam DPT. Ini kemudian dianggap lelucon dan malahan Kepala Dinas Dukcapil Malaka sendiri ikut menertawakan ini. Argumentasinya, NIK siluman itu karangan penggugat saja. Lagi-lagi, istilah NIK siiluman dijadikan lelucon untuk mem-buli (baca: oll-olok) kelompok tertentu di Malaka.

Padahal, fakta telah banyak bicara bahwa banyak sekali masyarakat Malaka yang gagal menerima vaksin atau gagal menerima bantuan sosial lantaran NIK-nya tidak terdaftar dalam database. Atau ada kasus nyata bahwa satu orang warga memegang 2 keping KTP dengan nama yang sama tetapi NIK berbeda. Atau ada pula kasus riil dimana NIK yang sama ditemukan dalam 3 KTP milik 3 orang  berbeda.

Semua fakta di atas tentu menggambarkan dengan jelas bahwa sedang ada sesuatu yang tidak baik-baik saja di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipill Kabupaten Malaka. Sangat terang dan benderang bahwa dugaan manipulasi data kependudukan itu riil ada. Namun entahlah, ada sekelompok orang yang dengan lantang ibarat paduan suara menyangkal adanya manipulasi ini. Malah, paduan suara tersebut dengan satu nada berteriak menertawakan NIK Siluman. NIK siluman menjadi seolah-olah sebuah lelucon.

Baca Juga:  Polres Malaka Lidik Dugaan Pemalsuan KTP Yang Diduga Didalangi Kadis Dukcapil

Sebuah nasihat India Kuno mengatakan, “Sekumpulan orang bodoh akan menertawakan orang bijak yang berusaha menghitung bintang di langit. Padahal hanya dengan menghitungnya kita dapat mengetahui bahwa bintang di langit tak terhitung jumlahnya”. Artinya, jangan tergesa-gesa mengadili perkataan atau perbuatan seseorang, karena selalu ada sisi benar dari apa yang dikatakan atau dilakukan oleh orang bijak.

Apa yang waktu itu (saat sengketa Pilkada) dikatakan tentang NIK siluman itu benar atau salah? Banyak orang yang menertawakan hal ini tetapi tidak bisa menjawab pertanyaan di atas. Ada beberapa oknum yang mungkin tahu kebenarannya karena terlibat menciptakannya, tetapi kemudian pura-pura menertawakannya untuk semacam alibi. Oknum seperti ini memang larut dalam sandiwaranya, sampai lupa bahwa kebenaran akan terungkap bersama waktu.

Baca Juga:  Tiga Kasus Viral Di Malaka Telah Dilimpahkan Ke Kejaksaan

Dan adalah suatu fakta yang tidak bisa disangkal, bahwa setelah banyak kalangan puas menertawakan NIK Siluman, ada fakta aneh terungkap. Kepala Dinas Dukcapil kena ‘getah’  NIK Siluman. Kepala Dinas yang seharusnya tahu persis tentang benar atau tidaknya NIK Siluman, namun ikut menganggapnya lelucon. Tapi itu dulu,  sekarang tidak lagi. Sebab, getah NIK siluman telah membalut sekujur tubuhnya. Kepala Dinas Dukcapil itu sekarang harus (maaf) mendekam dibalik jeruji besi karena NIK Siluman. Pertanyaannya, apakah sampe tahap ini, NIK Siluman masih menjadi sebuah lelucon?

Baca Juga:  Dirjen Dukcapil: E-KTP RF Yang Diajukan Pada Sidang Sengketa Tanah Di Malaka Palsu

Tentu Kepala Dinas Dukcapil Malaka tidak akan ditahan di Sel Tahanan Polres Malaka, jika NIK Siluman itu sebuah lelucon. Sebaliknya, tentu NIK Siluman itu sebuah fakta sehingga ada tersangka dalam kasusnya. Lalu? Jangan katakan sesuatu tentang sesuatu yang belum anda ketahui pasti. Karena kebenaran dari sesuatu itu bukanlah apa yang anda katakan tetapi karena kebenaran itu sendiri. Dan kebenaran akan selalu menyatakan dirinya sekalipun anda berusaha membelokannya.*(Sakunar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.