Malaka, NTT — Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malaka, Devi Hermin Ndolu, SH. S,Ip akhirnya angkat bicara soal kehadiran Posko yang dibentuk Kader PDI Perjuangan, yang juga Anggota DPR RI, Herman Hery di kediaman Bupati Malaka Terpilih, Simon Nahak.
Devi Hermin Ndolu mengatakan hal itu dalam keterangan perss di Sekratariat DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malaka di Betun, Sabtu (10/04/2021).
“Bagi saya wajar-wajar saja dalam rangka membantu masyarakat dalam konteks kemanusiaan, bukan urusan partai. Bahkan ada anggota DPR atau pengurus partai lain yang menggunakan bantuan dari teman-teman, bagi saya sebagai ketua DPC PDI Perjuangan kabupaten malaka merasa tidak ada masalah”, ujar Devi.
Menurut Devi yang juga Wakil Ketua 1 DPRD Kabupaten Malaka tersebut, yang paling utama adalah korban-korban yang terdampak banjir bisa mendapatkan bantuan yang layak. Sebagaimana yang dilakukan Devi selaku Ketua DPC PDI Perjuangan kabupaten Malaka bersama Badan Penanggulangan Bencana atau BAGUNA, yang langsung terjun ke lokasi yang terkena bencana banjir.
“Bisa juga bantuan dari bapak Herman Hery yang di urus oleh tim sukses atau bupati terpilih, bisa juga ada bantuan dari anggota DPR Provinsi dari fraksi PDI Perjuangan yang di urus oleh teman-teman yang lain. Tapi kita punya tujuan yang sama yaitu, membantu kemanusiaan terhadap masyarakat yang terdampar bencana banjir”, tandas Devi.
Diketahui, kehadiran Posko Ketua Komisi III DPR RI, Herman Heri (HH) di kediaman Bupati Terpilih menarik perhatian. Pasalnya, Simon Nahak sendiri adalah Kader Partai Perindo dan dalam Pilkada 3 bulan sebelumnya merupakan pesaing PDI Perjuangan. Publik pun bertanya-tanya, mengapa Posko HH bukan dibentuk di Sekretariat Partai yang membesarkan namanya? Kehadiran Posko tersebut pun kemudian disusul dengan rumor yang beredar bahwa Simon Nahak sendiri sedang dilirik untuk memimpin PDI Perjuangan di Kabupaten Malaka. Rumor tersebut pun kemudian disejajarkan dengan fenomena serupa, dimana Wakil Bupati Terpilih gandengan Simon Nahak dalam Pilkada Malaka 2020 telah lebih dahulu dipercaya memimpin PKB.
“Menarik untuk dicermati, mengingat Bupati Terpilih tidak ada kaitan dengan PDI Perjuangan. Di satu sisi, PDI Perjuangan di tingkat Kabupaten Malaka sendiri sedang aktif terjun ke lapangan untuk membantu korban banjir. Wajarnya kan Posko itu dibangun di Sekretariat PDI Perjuangan. Lagipula normalnya, kalau ada pengurus atau kader Partai dari provinsi atau pusat turun ke daerah, yang dituju adalah sekretariat partai di daerah”, ujar Paulus Klau Bria, Mahasiswa jurusan Ilmu Politik asal Kabupaten Malaka.
Menurut dia, syah-syah saja bila kita berargumen bahwa hal tersebut demi kemanusiaan, bukan urusan politik. Tetapi publik tetap melihat sesuatu yang ‘tidak biasa’ dalam peristiwa ini.
“Kalau saya lebih melihatnya seperti ini, bahwa trend di Republik ini bahwa para kepala daerah sering dilirik untuk menjadi pemimpin partai di daerah. Dan memang faktanya memang sebagian besar kepala daerah dan wakil kepala daerah di Indonesia memimpin Partai Politik di daerahnya”, lanjut Paulus.
Apakah dengan pernyataan tersebut, Paulus maksudkan bahwa Bupati Malaka Terpilih, Dr. Simon Nahak dilirik untuk memimpin PDI Perjuangan di Kabupaten Malaka? Paulus menjawab secara diplomatis, bahwa rumor tentang itu telah berkembang luas di masyarakat. “Satu hal lagi, semua warga negara punya hak politik yang sama, kecuali yang hak politiknya dicabut karena alasan konstotusional. Jadi selagi hak politiknya belum dicabut, siapa saja bisa jadi pimpinan partai. Apalagi kalau dia itu seorang kepala daerah”, ungkapnya.*(Mario/ BuSer/ Tim)